REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menjalin kerja sama dengan PT Angkasa Pura II (Persero) yang tertuang dalam nota kesepahaman bersama (MoU) pada Jumat lalu (17/5). Dengan adanya Transjakarta penumpang akan makin mudah untuk menggunakan moda angkutan massal di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang.
Direktur Utama PT Transjakarta Agung Wicaksono mengatakan, ia baru saja menandatangani nota kesepahaman dengan PT Angkasa Pura II (Persero). Mereka menyepakati untuk bersama-sama menyediakan layanan bagi penumpang.
“Inisiatif datang dari PT Angkasa Pura II (Persero). Kami siap mendukung serta antusias melayani penumpang Bandara Soekarno-Hatta. Untuk soal tarif dan rute, masih dibahas lebih lanjut,” kata Agung kepada wartawan saat di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (20/5).
Kemudian, terkait masalah akan menjadi pesaing DAMRI. Menurut Agung, ia tidak melihat persaingan, melainkan kolaborasi bahkan bisa juga menjadi mitra. Sementara itu, makin banyak transportasi publik masuk ke bandara makin bagus. Sebab, transportasi publik bisa mengangkut banyak penumpang daripada kendaraan pribadi.
“Ya, di Bandara Soekarno-Hatta itu 200 ribu penumpang per hari yang datang dan pergi. Selain itu, karyawan yang kerja di Bandara Soekarno-Hatta ada 50 ribu orang per hari. Itu potensial yang sangat besar,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Pelayanan dan Pengembangan PT Transjakarta Achmad Izzul Waro mengatakan, berawal dari PT Angkasa Pura II (Persero) yang memiliki keinginan untuk meningkatkan pelayanan angkutan umum ke Bandara Soekarno-Hatta. Walaupun di sana ada mitra lain seperti DAMRI dan Agra Mas yang dari Cililitan ke Bandara Soekarno-Hatta.
“Ya, mereka menyampaikan ada 50 pekerja bandara yang tidak terpikirkan untuk kendaraan mereka sehari-hari. Tidak hanya itu, beragam aktivitas di Bandara Soekarno-Hatta mendorong Transjakarta untuk melayani penumpang,” kata Izzul.
Menurut Izzul, lebih baik banyak transportasi publik daripada kendaraan pribadi roda empat maupun roda dua. Sebab, kendaraan pribadi membuat keadaan makin semrawut. Para penumpang juga pasti terus bertambah.
“Katanya juga mau bikin terminal 4. Jadi, butuh pelayanan penunjang semakin komprehensif. Sebenarnya, gagasan ini sekitar sudah setahun atau dua tahun yang lalu. Saat ini, kami melakukan pembahasan, mulai dengan MoU kemarin serta bahas detailnya kesepahaman bahwa layanan angkutan darat harus ditingkatkan. Transjakarta akan memberikan layanan tersebut,” kata dia menambahkan.
Jangka waktu kerja sama antara PT Transjakarta (BUMD) dengan PT Angkasa Pura II (Persero) (BUMN) tertera dalam MoU selama tiga tahun. Sementara itu, rute Transjakarta serta dampak masih dalam pembahasan.
“Targetnya belum tahu. Kami harus mengurus perizinan di Jakarta dan luar Jakarta seperti, dengan koordinasi dengan BPTJ, Dishub Banten. Kami tidak bisa memastikan kapan layanan itu akan diresmikan,” ujar dia.
Namun, ia mengaku armada bus Transjakarta sudah disiapkan. Untuk jumlahnya ia enggan memberi tahu. Lantaran, hal ini masih dalam pembahasan termasuk penempatan halte di Bandara Soekarno-Hatta.
“Untuk penyelesaian segala macam belum bisa dipastikan. Ya tidak lama lah. Kayak MoU saja tiba-tiba sudah dilakukan. Nanti tunggu lebih lanjut saja. Tiba-tiba mendadak sudah selesai,” kata dia menegaskan.
Sebelumnya diketahui, Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin juga menegaskan, komitmen BUMN itu memberikan peluang bagi transportasi publik di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang. Saat ini, sudah beberapa moda transportasi tersedia, antara lain kereta bandara, DAMRI, JR Connextion, taksi konvensional, hingga angkutan daring.
"AP II sebagai pengelola bandara harus menyediakan moda transportasi untuk pergerakan penumpang. Kehadiran transportasi publik akan meningkatkan penggunaan moda angkutan massal di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, yang setiap hari jumlah penumpangnya mencapai 200 ribu baik itu keberangkatan maupun kedatangan (come and go)," kata Awaluddin, Jumat (17/5).