REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO — Seni bela diri asal Indonesia, pencak silat sedang populer di Mesir. Reuters mencatat, sekitar 1.200 perempuan dan anak-anak menggeluti olahraga beladiri tradisional tersebut di pusat-pusat kebudayaan Kairo, Ibu Kota Mesir.
Dikatakan, olahraga tersebut, terbukti ampuh bagi perempuan melindungi diri dari pelecehan seksual. Seorang pesilat perempuan asal Kairo, Rahma Hatem mengatakan, di negaranya, perempuan masih mengalami intimidasi dan kekerasan seksual yang tinggi. Terutama di jalanan. Dan sulit membela atau melindungi diri.
“Tentu saja selalu terjadi masalah (bagi perempuan) di jalanan,” kata dia, seperti mengutip Reuters, Senin (20/5).
Tetapi, kata Hatem, permasalahn di jalanan tersebut kini bisa diantisipasi dengan baik. Bagi Hatem bekal belajar pencak silat, membuat dia merasa mampu melindungi diri dari bentuk kriminal, dan pelecehan.
“Saya memiliki kepercayaan diri sekarang. Dan tidak ada yang bisa menggangu saya, karena (dengan pencak silat) saya mampu menghadapi mereka,” sambung Hatem.
Dari riset Reuters, pencak silat adalah seni bela diri asli Indonesia. Jenis seni berkelahi itu, berasal dari Sumatera, dan Semenanjung Melayu. Pencak silat dikatakan, sudah ada sejak abad keenam masehi.
Dua kerajaan Nusantara, Sriwijaya di Sumatera, dan Majapahit di Jawa menjadikan pencak silat sebagai modal bertarung dalam peperangan. Dua kerajaan tersebut, di masa jayanya masing-masing, sempat menguasai wilayah seluruh Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Akulturasi budaya Hindu, dan seni musik dari Nepal, serta gulat dari India, membuat pencak silat semakin kompleks. Pencak silat juga dalam kemajuannya berkolaborasi dengan ragam senjata yang bukan khas Indonesia.
Masuknya budaya Arab, dan Cina, membuat pencak silat yang semula seni beladiri tangan kosong, menjadi aksi seni bela diri mematikan dengan penggunaan senjata seperti golok, dan pedang.
Akulturasi budaya tersebut, juga semakin memperluas tradisi pencak silat ke kawasan Asia, dan Asia Tengah. Di Mesir, menurut catatan Reuters, pencak silat mulai digandrungi para pemuda dan pemudi sejak 2003.
Salah seorang pelatih pencak silat di Sanggar Kairo, Roqaya Samaloosi mengatakan, sampai sekarang pencak silat diminati para kaum perempuan. “Saat ini, pencak silat menjadi sangat populer di Mesir,” ujar dia.
Reuters pun menganalisa ketertarikan para kaum hawa Mesir, mendalami pencak Silat bukan tanpa sebab. Sejak 2017, menurut kantor berita tersebut, Mesir menjadi salah sau negara yang paling berbahaya bagi para perempuan.
Perempuan Mesir, kelompok masyarakat yang paling rentan terhadap gangguan. Baik gangguan kriminalitas umum, dan yang paling buruk kekerasan seksual.