REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sejumlah aparat kepolisian dibantu personel TNI melakukan razia kendaraan yang mengarah ke Jakarta di Jalan Raya Rajapolah, Desa Jatihurip, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (20/5) malam. Razia yang dilakukan di perbatasan Kabupaten dan Kota Tasikmalaya itu bertujuan untuk mengantisipasi adanya barang berbahaya yang dibawa masyarakat jelang rencana aksi 22 Mei di Jakarta.
Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Febry Kurniawan Ma'ruf mengatakan, razia dilakukan selama dua hari, hingga Selasa (21/5). Operasi itu dilakukan di dua titik, salah satunya di Jalan Raya Ciawi-Rajapolah, Desa Margamulya, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, yang merupakan salah satu akses utama menuju Jakarta dari Tasikmalaya.
"Sasaran kita adalah barang-barang yang akan dibawa, terutama barang berbahaya atau senjata tajam yang tidak boleh dibawa," kata dia di lokasi, Senin (20/5) malam.
Berdasarkan pantauan Republika, razia digelar sejak pukul 21.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB. Setiap kendaraan mengarah ke Jakarta, baik kendaraan pribadi, kendaraan umum, atau kendaraan barang, diberhentikan oleh polisi.
Polisi bahkan mengecek ke dalam bus-bus yang melintas dan memeriksa bagasi kendaraan yang diberhentikan. Setelah diperiksa dan tak ditemukan benda berbahaya, kendaraan tersebut dibiarkan kembali melintas.
Menurut Febry, pihaknya belum menemukan barang-barang berbahaya dibawa oleh masyarakat yang hendak pergi ke Jakarta. "Mudah-mudahan kita bisa mengantisipasi masyarakat yang akan berpergian ke Jakarta. Kalau tak ada hasil atau barang berbahaya, mereka dibiarkan lewat," kata dia.
Ia mengimbau warga Tasikmalaya tetap berada di rumahnya dan tak memaksakan pergi ke Jakarta untuk melakukan aksi pada 22 Mei. Pasalnya, akan timbul potensi kerawanan jika masyarakat melakukan aksi ke Jakarta.
Kerawanan itu, lanjut dia, bisa terjadi baik dari mereka sendiri atau dari masyarakat lainnya yang sedang berkumpul dalam satu kerumunan. "Ada kerawanan apabila ke Jakarta. Lagi pula, di sana sudah sangat padat, belum lagi perjalanan yang jauh dan jalan berliku. Dan ancaman lain kalau berkumpul, itu mengandung kerawanan," kata dia.