Selasa 21 May 2019 12:24 WIB

Saudi Pulihkan 3 Masjid, Salah Satunya Peninggalan Sahabat

Tiga masjid yang dipulihkan Saudi merupakan masjid bersejarah.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nashih Nashrullah
Masjid al-Jarad, Hail, Saudi
Foto: Arab News
Masjid al-Jarad, Hail, Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Tiga masjid bersejarah di wilayah Hail, Arab Saudi, akan turut direstorasi (dipulihkan) di bawah fase pertama proyek Pangeran Mohammed bin Salman. Ketiga masjid itu bergabung dengan 30 masjid bersejarah di 10 wilayah lainnya di Saudi yang dipulihkan dan dikembangkan Kerajaan Saudi. 

Fase pertama proyek itu menelan biaya lebih dari 50 juta riyal (13,3 juta dolar). Dilansir dari Arab News, Selasa (21/5), proyek ini ada di bawah pengawasan Komisi Saudi untuk Pariwisata dan Warisan Nasional (SCTH). Proyek Pemugaran Masjid Bersejarah itu dilakukan bekerja sama dengan Kementerian Urusan Islam.   

Baca Juga

Fase pertama masjid-masjid di Hail dimulai dengan Masjid al-Jarad, Masjid Qafar, dan Masjid al-Jalud, yang menelan biaya sebesar 6.211.000 riyal. Masjid Al-Jarad adalah salah satu masjid tertua di kota bersejarah Maghaydah.

Dibangun pada 1862, masjid ini sempat dipulihkan pada 1962. Masjid kembali digunakan untuk shalat hingga 1991. Imam-imam terkemuka di masjid tersebut, ialah Abdul Aziz Rashid al-Jamil, Salem Nasser al-Jamil, dan Abdullah Hilal al-Jamil.

Masjid al-Jarad dibangun dengan lumpur dan batu dengan beratapkan kayu. Dibangun seluas 450 meter persegi, masjid ini dapat menampung 192 jamaah. 

Dalam bangunan masjid ini terdapat area shalat yang terletak di bagian tengah masjid dengan luas 90 meter persegi. Adapula al-khalwah, area shalat bawah tanah yang terletak di bagian selatan masjid dengan luas 90 meter persegi.   

Sementara itu, ada al-Sarhah yang merupakan area terbuka yang terletak di utara masjid dengan luas 212 meter persegi. Di samping itu, ada dua pintu masuk yang terletak di fasad utara dan selatan.

Selanjutnya, Masjid Qafar terletak di desa Qafar. Masjid ini berasal dari paruh pertama abad ke-19. Masjid Qafar didirikan Ruqayyah Binti Abdullah setelah kematian suaminya. 

Masjid ini direnovasi pada 1965, dan kerap digunakan untuk shalat Jumat. Warga dari desa terdekat biasa menggunakan masjid tersebut untuk beribadah di dalamnya.

Masjid Qafar juga dibangun dengan lumpur dan batu dengan beratapkan kayu. Total area masjid adalah 638 meter persegi dan dapat menampung 500 jamaah. Area shalat di dalam masjid ini terletak di selatan masjid dengan luas 175 meter persegi. 

Al-Sarha, yang merupakan halaman terbuka, terletak di sisi utara masjid dengan luas 300 meter persegi. Sedangkan area shalat modern di masjid ini seluas 178 meter persegi.

Masjid ini memiliki sebuah menara persegi panjang setinggi 8 meter serta dua depo di sebelah tenggara masjid. Adapula area ibadah modern yang dibangun di dalam al-Sarha pada 1991. 

Ruang itu digunakan untuk shalat saat ini. Ada sejumlah imam-imam terkemuka di masjid itu, termasuk Rashid al-Salami, Sulaiman Rashid al-Salami, Mohammad Iss a al-Khurais dan Abdullah Nasser Al-Ghaithi. Saat ini, imam masjid tersebut adalah Abdulmuhsin al-Khwair.

Selanjutnya, Masjid al-Jalud yang terletak di Provinsi Samira, tenggara Hail. Didirikan pada  abad ke-18, masjid ini dahulu merupakan stasiun atau tempat pemberhentian pada rute jamaah haji dan umrah.  

Masjid al-Jalud juga dibangun dengan lumpur dan batu dengan beratapkan kayu. Masjid ini dibangun dengan luas total 227 meter persegi dan dapat menampung hingga 120 jamaah. 

Area shalat berada di tengah masjid dengan luas 80 meter persegi. Masjid ini sempat dibangun kembali pada 1928.

Ahmed bin Rajaa Al-Shammari, dari SCTH, menekankan bahwa arahan menyetujui pelaksanaan proyek tahap pertama itu harus tepat waktu dan pelaksanaannya pun harus dilakukan dengan kualitas tinggi.  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement