Selasa 21 May 2019 15:41 WIB

Pembangunan MRT Fase II Segera Dimulai

PT MRT mempersiapkan area proyek menjadi titik gardu induk listrik.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Gita Amanda
Sejumlah pejalan kaki melintas di samping kereta MRT (Mass Rapid Transit)  stasiun Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Senin (13/5).
Foto: Fakhri Hermansyah
Sejumlah pejalan kaki melintas di samping kereta MRT (Mass Rapid Transit) stasiun Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Senin (13/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Moda Raya Terpadu (MRT) Fase II rute Bundaran Hotel Indonesia (HI) sampai Kota pembangunannya akan segera dimulai. PT MRT Jakarta sedang mempersiapkan area proyek yang menjadi titik gardu induk listrik (receiving substation- RSS) di kawasan Monas, Jakarta Pusat.

"MRT fase II kan akan dimulai segera ya sekarang sudah mulai persiapan area proyek yang di Monas itu," ujar Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta Muhammad Kamaluddin saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (21/5).

Baca Juga

Ia menjelaskan, sebelum memulai pembangunan ada proses yang harus dilakukan mulai dari menebang pohon di area proyek. Hingga memasang pagar pembatas proyek sampai persiapan pengadaan kendaraan alat berat.

Kamal menyebut, proyek pembangunan MRT Fase II diperkirakan akan dimulai bulan depan atau Juni. Setelah itu, pengerjaan fisik pertama yang akan dilakukan memulai penggalian di Monas.

"Setelah itu nanti berlanjut lagi untuk pekerjaan-pekerjaan berikutnya mungkin masih agak lama, ya, karena lebih kompleks pengerjaannya seperti pengeboran terowongan beda kan dengan penggalian saja," jelas Kamal.

Ia mengatakan, proyek MRT Fase II yang ada di kawasan Monas bagian Medan Merdekat Barat tepat di depan Museum Nasional. Selanjutnya, PT MRT akan membangun dinding diafragma (dwall) untuk gardu induk listrik di Monas.

Pembangunan MRT Fase II dimulai dengan membangun Dwall RSS atau paket CP200. Kamal menyebut, telah mengantongi surat rekomendasi dari Sekretariat Ngara (Setneg) untuk pembangunan Dwall RSS tersebut yang menjadi objek vital dan ring 1.

Kamal menjelaskan, Dwall seperti membenamkan dinding yang sudah dicetak bermaterial beton. Untuk menghindari robohnya tanah atau perubahan bentuk ketika penggalian dilakukan.

"Jadi penggalian itu bisa aman karena ditimbuni oleh diafragma wall itu. Itu proses konstruksi saja, nanti ketika sudah digali sudah dibuat temboknya permanen jadi itu nanti bisa berfungsi dari stasiun kita," papar Kamal.

Meski diberikan pembatas konstruksi, proyek ini tidak akan mengganggu arus lalu lintas lantaran letaknya di dalam Monas. Sementara di Jalan MH Thamrin yang menghubungkan lintasan dari Bundaran HI ke Monas akan memakai badan jalan.

Termasuk di sepanjang Jalan Gajah Mada-Hayam Wuruk. Kamal mengatakan, akan ada badan jalan yang dipakai untuk proses pembangunan. Sebagai kompensasinya, PT MRT akan menutup sementara sungai untuk dijadikan jalan.

"Di sepanjang Jalan Sudirman pada MRT Fase I juga kan bentuknya seperti itu jadi hanya bergeser-geser lajur di sekitar Gajah Mada-Hayam Wuruk," lanjutnya.

Ia menambahkan, pembangunan Dwall RSS di Monas sebagai paket CP200 dilakukan PT Trocon Indah Perkasa. Sambil menunggu, PT MRT menyiapkan proses tender lima paket pembangunan MRT Fase II.

Untuk paket CP201 akan dibangun jalur kereta MRT sepanjang 2,6 km, yang di dalamnya terdapat dua stasiun bawah tanah. CP202 sepanjang 1,8 km dengan tiga stasiun bawah tanah dan CP203 sepanjang 1,2 km dengan dua stasiun bawah tanah.

Diharapkan pembangunan bisa dilakukan pada Juli 2020 dengan waktu pengerjaan selama 54 bulan. Untuk CP206 berupa paket pengadaan rolling stock atau kereta MRT.

Sementara untuk depo, Kamal belum bisa memastikan lokasinya. Akan tetapi, ia menyebut kemungkinan depo akan berada di wilayah Ancol bagian barat.

"Diponya kemungkinan besar di Ancol bagian barat ya, tepatnya nanti mungkin ketika sudah ada siaran persnya bersama dengan Pemerintah Provinsi," kata Kamal.

Sementara, untuk tarif MRT Fase II, Kamal mengatakan akan membuat kajian baru dan membuat tabel tarif baru. Tak ada perubahan pada tarif di MRT Fase I rute Lebak Bulus-Bundaran HI.

Dengan demikian, penumpang yang akan melanjutkan perjalanan MRT dari rute Fase I hingga ke Kota akan dikenakan tarif lebih tinggi lagi. Sebab, besaran tarif ditentukan berdasarkan jarak atau stasiun yang ditempuh.

"Nggak (perubahan tarif) kalau yang Fase I, tidak, tapi yang dari fase, Monas ke Kotanya yang tambahannya itu. Lebak Bulus ke HI berapa nanti kalau mau ke kota tambah lagi tarfinya," jelas Kamal.

Sementara itu, Kepala Unit Pengelola Kawasan (UPK) Monas Munjirin mengatakan, PT MRT Jakarta telah menempuh izin pengerjaan proyeknya di kawasan Monas. Ia pun baru melihat ada satu alat berat yakni mesin beco yang sudah terparkir di sana.

"Sudah ditempuh semua oleh PT MRT, perizinan semua sudah di tempuh, tinggal membantu kelancarannya saja. Aktivitas belum terlalu kelihatan," kata Munjirin kepada Republika.co.id.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement