REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Cianjur, Jawa Barat, mencatat selama bulan Ramadhan volume sampah naik sekitar dua persen atau sekitar enam ton per hari. Sampah itu bersumber dari sampah bekas bahan takjil di pusat kuliner.
Kepala Bidang Pengelola Sampah dan Limbah, Sumarna mengatakan kuota sampah Cianjur pada bulan Rmadhan meningkat sekitar enam ton jika dibandingkan dengan hari biasa.
"Sebelum memasuki bulan Ramadhan kouta sampah di Cianjur mencapai 180 ton per harinya, saat ini sejak memasuki bulan puasa, jumlahnya meningkat sebanyak enam ton sehingga total per hari menjadi 186 ton," katanya di Cianjur, Senin (21/5).
Dia menjelaskan sampah yang dibuang warga selama bulan Ramadhan lebih banyak menumpuk saat subuh. Meskipun, sebelumnya warga mulai membuang sampah pada malam hari sekitar pukul 21.00.
Sedangkan sampah yang didominasi sisa takjil seperti batok kelapa dan makan yang memang sudah dikemas, sedangkan untuk sampah domestik menurun. Sampah sisa takjil sebagian besar disumbang dari wilayah perkotaan.
Untuk mengangkut semua sampah tersebut, tutur dia, pihaknya melibatkan 30 dump truk, 3 cator, 4 mobil mobil pick up dan 120 petugas armada, sedangkan untuk petugas penyalur ada sebanyak 60 orang setiap harinya.
"Selama puasa, kami menambah 37 armada dan petugas lingkungan hidup dari awal, hingga malam takbir yang diperkirakan sampah akan terus meningkat. Malam takbir kami menyiapkan armada khusus agar seluruh sampah yang ada terbawa ke TPA dan tidak menumpuk pada hari H," katanya.
Ia menambahkan, armada khusus tersebut akan berkeliling ke beberapa titik di Cianjur kota, termasuk untuk menghadapi pasca perayaan hari raya dan sampah domestik akan kembali meningkat.