Selasa 21 May 2019 19:32 WIB

Genjatan Senjata, Zona Penangkapan Ikan Palestina Diperluas

Kesepakatan genjatan senjata Hamas-Israel dimediasi Mesir.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Seorang remaja Palestina di rumahnya yang hancur akibat serangan udara Israel di Gaza City, Palestina, Senin (6/5).
Foto: AP Photo/Khalil Hamra
Seorang remaja Palestina di rumahnya yang hancur akibat serangan udara Israel di Gaza City, Palestina, Senin (6/5).

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV –  Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, dilaporkan bakal menghentikan serangan dari Jalur Gaza. Media Israel, The Times of Israel, pada Senin (20/5) waktu setempat melaporkan sebagai imbalannya Israel akan memperluas zona penangkapan ikan dan menegosiasikan berbagai perbaikan untuk kehidupan warga sipil Palestina. 

Dalam laporan tersebut, juga disebutkan bahwa Israel dan Hamas telah mencapai kesepakatan untuk gencatan senjata selama enam bulan di sepanjang perbatasan Jalur Gaza. Kesepakatan yang dimediasi Mesir ini mencakup beberapa hal.

Baca Juga

Di antaranya, kewajiban Hamas menghentikan insiden kekerasan di sepanjang pagar perbatasan, mempertahankan zona penyangga 300 meter dari perbatasan, mengakhiri peluncuran balon pembakar di komunitas Israel, dan bentrokan malam hari antara warga Gaza dan pasukan keamanan, serta pemberhentian armada yang mencoba menerobos perbatasan maritim antara Gaza dan Israel.

Atas hal itulah, Israel akan mengizinkan penangkapan ikan hingga 15 mil laut di lepas pantai Gaza. Ini memungkinkan masuknya program uang tunai untuk kerja PBB, mengizinkan obat-obatan, dan bantuan sipil lainnya untuk masuk ke Jalur Gaza dan membuka negosiasi berkaitan dengan listrik, penyeberangan, layanan kesehatan, dan dana.

Beberapa pekan terakhir, ketegangan di Gaza meningkat. Kelompok Hamas Palestina disebut menembakkan hampir 700 roket, peluru mortir, dan rudal anti-tank di Israel selatan dan tengah hingga menewaskan empat orang.  

Militer Israel menyerang balik, sampai mengenai lebih dari 300 target yang terkait dengan Hamas dan kelompok Jihad Islam, termasuk beberapa tim peluncur roket. Sebanyak 25 warga Palestina terbunuh dalam pertempuran itu, kebanyakan dari mereka adalah anggota kelompok tersebut.

Sejak 30 Maret 2018, warga Palestina di Gaza telah berpartisipasi dalam protes rutin di sepanjang perbatasan. Mereka menuntut Israel untuk mencabut pembatasan pada pergerakan orang dan barang masuk dan keluar dari kantong pantai. 

Mereka juga menyerukan kembalinya pengungsi Palestina dan keturunan mereka ke tanah yang sekarang menjadi bagian dari Israel.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement