REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata, Arief Yahya, meminta agar maskapai berbiaya murah atau Low Cost Carrie (LCC) bisa menurunkan tarif tiket pesawat hingga 30 persen dari Tarif Batas Atas (TBA). Penurunan tarif pesawat saat ini dengan rata-rata 15 persen masih cukup tinggi dan belum memberikan dampak siginifikan terhadap industri pariwisata nasional.
"Dampak dari kenaikan mahalnya tiket pesawat menurunkan sektor pariwisata hingga 30 persen. Ini sangat menghantam. Maka yang paling cepat kita imbau LCC tidak memberlakukan tarif seluruhnya di batas atas. Kami usulkan diturunkan 30 persen," kata Arief Yahya saat ditemui di Kementerian Pariwisata, Selasa (21/5).
Arief mengatakan, usulan tersebut sesuai dengan hukum elastisitas harga pada transportasi udara. Dimana, kenaikan tarif akan berbanding lurus dengan penurunan permintaan penumpang.
Kenaikan tarif tiket pesawat yang terjadi sebelumnya, disebut Arief mencapai dua kali lipat dari harga normal. Dengan kata lain, terdapat kenaikan sebesar 100 persen. Karena itu, penurunan TBA sesuai arahan Kementerian Perhubungan sebesar 12-16 persen yang diikuti oleh maskapai belum dapat mengembalikan tarif ke posisi semula.
Paling tidak, kata dia, tarif bisa diturunkan menjadi sebesar 70 persen dari TBA pesawat saat ini. Dengan begitu, total kenaikan tarif sekitar 20 persen dari tarif normal sebelumnya.
"Saya rasa ini masih bisa diterima oleh masyarakat. Tapi kalau lebih dari itu, pasti akan terus diminta untuk diturunkan" kata Arief.
Ia menjelaskan, usulan tersebut telah disampaikan kepada Menteri Perhubungan. Kemenpar berharap, maskapai LCC dapat menurunkan tarifnya sebesar 30 persen untuk dapat menolong industri pariwisata domestik.
Sebab, kata Arief, selain berdampak kepada wisatawan nusantara, ia memperkirakan mahalnya tarif tiket pesawat rute domestik turut berdampak pada tingkat kunjungan wisatawan mancanegara. Terutama, wisatawan mancanegara yang berkunjung ke lebih dari satu destinasi di Indonesia.
"Kita sedang hitung berapa impact terhadap wisman. Namun, sementara angka penurunannya kira-kira 2-3 persen. Ini terutama bagi mereka yang multidestinasi," ujarnya.