REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harapan para pedagang Pasar Tanah Abang untuk mendulang keuntungan tambahan di Bulan Ramadhan tahun ini harus tertunda sejenak. Pasalnya, Pasar Tanah Abang untuk sementara ditutup demi keamanan bersama.
Penutupan tersebut seiring bentrokan yang terjadi pada Rabu (22/5) dini hari tadi dan masih berpotensi adanya bentrokan lanjutan. Ketua Koperasi Pasar Tanah Abang, Yasril Umar, mengungkapkan, perputaran uang untuk hari ini (22/5) di secara langsung berhenti total lantaranya tidak adanya aktivitas jual beli.
Ia menggambarkan, pada bulan-bulan di luar Ramadhan, rata-rata perputaran uang mencapai sekitar Rp 100 miliar dari 25 ribu unit kios yang ada. Angka itu berdasarkan hitungan rata-rata hasil penjualan per kios sekitar Rp 2 juta per hari.
Pada bulan Ramadhan hingga Lebaran, perputaran uang dapat meningkat 200 hingga 300 persen. "Inilah perputaran uang yang berhenti hari ini. Tidak jalan. Padahal momen ini saat yang ditunggu-tunggu pedagang di Tanah Abang," kata Yasril saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (22/5).
Yasril mengatakan, khusus bagi para pedagang busana muslim, momen Ramadhan menjadi puncak untuk mendapatkan penghasilan sekaligus guna memenuhi kebutuhan pada hari raya nanti. Sejak tiga sampai dengan empat bulan sebelum Ramadhan, pedagang busana muslim menjadi puncak penjualan.
Kendati demikian, Yasril menyampaikan, penutupan sementara Pasar Tanah Abang dapat dimaklumi. Sebab demi keamanan pedagang sendiri, para pembeli, serta keamanan gedung pasar. Situasi yang panas akibat bentrokan massa Demo 22 Mei 2019 juga tidak memungkinkan untuk melakukan aktivitas jual beli.
Pengamanan Pasar Tanah Abang, kata Yasril, juga telah dikoordinasikan sejak Senin (20/5) dengan mendapat pengawalan ketat langsung dari Polri dan TNI. Ia pun berharap, pemerintah bersama aparat keamanan dapat segera menciptakan kondisi yang kondusif agar pedagang dapat kembali berjualan seperti sedia kala.
"Inilah masa yang sebenarnya efektif bagi para pedagang di Pasar Tanah Abang," ujarnya.