REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Muhammad Iqbal, membantah pihaknya dan TNI melakukan penyerangan terhadap masjid. Ia juga membantah adanya aparat keamanan berkewarganegaraan asing.
"Satu saya bantah bahwa Brimob tidak pernah menyerang masjid. Teman kami, rekan kami, TNI juga tidak pernah menyerang masjid. Diviralkan itu menyerang masjid," ungkap Iqbal di Kemenko Polhukam, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (22/5).
Selain itu, ia juga mencoba meluruskan informasi viral lainnya. Informasi itu tersebar berikut foto yang menyebutkan adanya aparat keamanan yang berasal dari negara asing karena bentuk mata dan warna kulitnya.
"Banyak foto-foto dan kebetulan anggota Brimob yang di-framing, bahwa sengaja itu mendiskreditkan polri bahwa itu pasukan dari negeri seberang, yang sipit-sipit. Tidak ada. Kita bantah. Murni bahwa itu adalah personel Brimob warga negara Indonesia," jelasnya.
Terkait dengan informasi adanya peluru tajam saat peristiwa kericuhan terjadi, Iqbal memastikan, instruksi Kapolri dan Panglima TNI sudah sangat jelas, yakni petugas pengamanan unjuk rasa tisak dibekali dengan peluru tajam.
Jika ada yang menggunakan peluru tajam, kata dia, maka itu bukan dari personel TNI-Polri yang melakukan pengamanan unjuk rasa tersebut. "Kami yakinkan kalau ada yang gunakan peluru tajam, diyakinkan itu bukan personel pengaman dari TNI-Polri pada konteks unjuk rasa," tuturnya.