Rabu 22 May 2019 14:26 WIB

Pamela Anderson Tulis Esai Bela Julian Assange

Pamela Anderson membela Assange dari tuduhan perkosaan.

Rep: Noer Qomariah K/ Red: Indira Rezkisari
Pamela Anderson
Foto: EPA
Pamela Anderson

REPUBLIKA.CO.ID, KANADA -- Aktris Pamela Anderson menulis esai di situs websitenya untuk membela pendiri WikiLeaks, Julian Assange. Assange saat ini menghadapi penahanan jaksa Swedia atas tuduhan pemerkosaan yang pertama kali dilakukan terhadapnya pada 2010.

Anderson secara aktif menunjukkan dukungannya untuk Assange. Perempuan berusia 51 tahun itu melihat Assange sebagai orang yang tidak bersalah ketika ia mengunjunginya di penjara awal bulan ini.

Sekarang, Anderson menggunakan pengalamannya sendiri tentang serangan seksual untuk memajukan pembelaannya terhadap Assange. Ia berkeras tidak akan pernah membela seorang pemerkosa.

“Hari ini aku ingin berbicara sebagai seorang wanita. Wanita yang selamat dari pemerkosaan dan pelecehan seksual. Seorang wanita yang tahu betapa kejamnya pria dan seberapa dalam luka dalam jiwa wanita. Sampai hari ini, saya ingat rasa sakit yang luar biasa,” kata Anderson, seperti dilansir dari Independent, Rabu (22/5).

“Sampai hari ini, aku bisa merasakan penderitaan. Sampai hari ini, wajah mereka terus menghantui tidur saya. Nasib yang dimiliki oleh banyak wanita di seluruh dunia,” ujarnya lagi.

Dalam esainya, Anderson mendesak para pembaca untuk tidak pernah melupakan bahaya kesalahan dan kekuatan tuduhan palsu. Ia menggambarkan Assange sebagai teman yang dicintai dan kesehatannya ‘hancur’ akibat dari tuduhan yang dia hadapi.

photo
Pendiri Wikileaks Julian Assenge tiba di Westminster Magistrates' Court di London, Inggris setelah ditahan Metropolitan Police, Kamis (11/4).

Anderson melanjutkannya dengan menggambarkan penyelidikan yang sedang berlangsung sebagai suatu keanehan. “Ini bukan tentang keadilan pemerkosaan. Ini tentang pemerkosaan keadilan,” katanya.

Kemudian dalam esai, ia menyentuh tentang perlunya ‘diskusi etis’ tentang legitimasi membocorkan rahasia pemerintah dan pada pertanyaan terkait privasi, keselamatan, dan keamanan nasional. “Tapi kemudian mari kita buat forum yang tepat, undang semua orang dan bicarakan,” ujar Anderson.

Pengacara korban, Elisabeth Massi Fritz mengatakan, kliennya sangat berterima kasih atas keputusan Swedia untuk membuka kembali kasus tersebut. “Hari ini kami mendapat kabar baik. Tidak ada yang berdiri di atas hukum dan sistem hukum di Swedia tidak memberikan perlakukan khusus pada siapapun,” ujar Fritz.

Pada 2010, dua wanita secara terpisah menuduh Assange yang kelahiran Australia melakukan pemerkosaan dan kekerasan seksual di Swedia. Dia membantah tuduhan itu dan berkeras tidak melakukan seksual dengan kedua penuduh tersebut.

Penyelidikan penyerangan seksual terhadap Assange dibatalkan pada 2015 ketika undang-undang pembatasan disahkan. Pada 13 Mei, jaksa Swedia mengumumkan mereka akan membuka kembali kasus pemerkosaan yang ditangguhkan pada 2017, karena Assange telah mengungsi ke kedutaan Ekuador di London untuk menghindari ekstradisi ke Swedia dan jaksa penuntut tidak dapat secara resmi memberitahukan kepadanya tentang tuduhan tersebut. Pemberitahuan ini diperlukan untuk melanjutkan kasus ini.

Ekuador menarik suaka pada April dan Assange segera dibawa ke Pengadilan Westminster Magistrates dan dijatuhi hukuman hampir setahun di penjara karena melewatkan jaminan pada 2012. Jika permintaan Swedia untuk penahanan disetujui, itu akan menjadi langkah pertama dalam proses meminta Assange diekstradisi dari Inggris.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement