Rabu 22 May 2019 15:08 WIB

Fadli Tanggapi Temuan Amplop dari Terduga Provokator

Fadli tak percaya keterangan polisi soal temuan amplop dari terduga provokator.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Muhammad Hafil
Sejumlah warga melintasi ban yang dibakar di tengah Jalan KS. Tubun, Petamburan, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019).
Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Sejumlah warga melintasi ban yang dibakar di tengah Jalan KS. Tubun, Petamburan, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak kepolisian  menemukan sejumlah amplop berisi uang dari hasil penggeledahan terhadap terduga provokator di sekitar kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Rabu (22/5) dini hari. Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Fadli Zon menganggap kabar tersebut tidak benar.

"Halah itu hoaks semua, mana ada?," kata Fadli saat ditemui di sekitar kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (22/5).

Baca Juga

Fadli malah menyinggung temuan 400 ribu amplop yang berasal dari politikus Partai Golkar Bowo Sidik yang hendak dipakai untuk keperluan kampanye. Sementara itu terkait kabar temuan amplop oleh  aparat kepolisian tersebut ia menegaskan bahwa hal itu tidak ada.

"Amplop itu yang mau pemilu, yang mau pilpres, pileg, ada 400 ribu amplop tuh baru ada," sindir Fadli.

Sebelumnya Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Muhammad Iqbal mengatakan bahwa dari hasil penggeledahan terduga provokator yang diamankan kepolisian ditemukan berbagai amplop. Menurut mantan Wakil Kepala Polda Jawa Timur tersebut, amplop-amplop itu berisi uang.

"Uangnya masih ada. Sedang kami sita dan saat ini Polda Metro Jaya sedang mendalami hal tersebut," terangnya.

Iqbal mengatakan pihak kepolisian berhasil mengamankan setidaknya 69 terduga provokator pada peristiwa kericuhan antara massa dengan petugas keamanan semalam di sekitar Kantor Bawaslu, Thamrin, Jakarta. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement