Rabu 22 May 2019 21:16 WIB

Kunjungan Wisata Kaliurang Turun Bukan karena Erupsi Merapi

Tingkat kunjungan wisata Kaliurang pada 2018 turun drastis dibandingkan 2017.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Reiny Dwinanda
Suasana Gunung Merapi yang terlihat dari obyek wisata Kali Talang, Balerante, Klaten, Jawa Tengah, Rabu (19/12/2018).
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Suasana Gunung Merapi yang terlihat dari obyek wisata Kali Talang, Balerante, Klaten, Jawa Tengah, Rabu (19/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kabupaten Sleman mengalami penurunan kunjungan wisata yang cukup drastis sepanjang 2018. Padahal, menurut Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Sudarningsih, lalu wisata Kaliurang mampu mencatatkan 750 ribu kunjungan pada 2017.

Pada 2018, menurut Sudarningsih, target kunjungan wisata Kabupaten Sleman dipatok di angka delapan juta. Realisasinya justru mengalami penurunan sekitar 25 persen dari tahun sebelumnya.

Baca Juga

"Wisata Kaliurang pada 2018 hanya menyumbang 600 ribuan kunjungan," kata Sudarningsih di Kantor BPPTKG, Selasa (21/5).

Menurut Sudarningsih, penurunan kunjungan wisata tidak terjadi karena aktivitas Gunung Merapi yang pada 21 Mei 2018 ditetapkan berstatus waspada. Kepastian itu didapatkan setelah melakukan evaluasi-evaluasi.

photo
Wisatawan menggunakan mobil jip melintasi kawasan lereng Gunung Merapi di Sleman, DI Yogyakarta, Kamis (18/2). Wisata menggunakan mobil jip yang dipatok dengan harga Rp300.000 hingga Rp500.000 per paket itu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke kawasan Gunung Merapi.

Sudarningsih mengungkapkan, penurunan itu terjadi lantaran pariwisata Kaliurang kurang didukung oleh atraksi-atraksi wisata yang menarik. Karenanya, ia berencana meningkatkan atraksi-atraksi demi mengundang wisatawan.

Menurut Sudarningsih, jumlah kunjungan itu tidak mencakup kunjungan yang masuk melalui pintu timur wisata Kaliurang. Sebab, selama ini jumlah yang masuk lewat sana memang tidak terdeteksi.

"Kalau dari sana memang masyarakat masuk-masuk saja biasanya, masih belum bisa terdeteksi," ujar Sudarningsih.

Sementara itu, tidak ada wisata-wisata di Kabupaten Sleman yang masuk ke radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi. Itu berarti, wisata-wisata di Kabupaten Sleman masih aman dikunjungi.

Sebab, jarak radius aman yang telah ditetapkan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) tiga kilometer dari puncak. Di luar itu, masyarkat bisa beraktivitas biasa.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement