REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga pukul 21.00 WIB, kericuhan dalam aksi 22 Mei masih terus berlangsung. Akibatnya korban dari massa terus berjatuhan terkena gas air mata. Tidak sedikit dari mereka nyaris tidak sadarkan diri. Beruntung tim medis cukup tanggap.
Satu persatu korban dibawa ke belakang gedung Sarinah untuk ditangani. Korban tidak hanya dari laki-laki tapi juga perempuan. "Beri jalan, tolong air, tolong air," teriak seorang pria yang membopong korban, di Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Rabu (22/5).
Kericuhan terjadi setelah para demonstran menunaikan Shalat Maghrin berjamaah. Awalnya massa sempat akan membubarkan diri dari kawasan Jalan MH Thamrin maupun KH Wahid Hasyim. Bahkan mereka sempat memunguti sampah bekas buka puasa.
Namun ketegangan pun terjadi, diiringi sejumlah ledakan petasan. Kemudian kerusuhan besar pun tak terelakkan. Polisi menembakkan air mata dan para demonstran melemparinya dengan berbagai benda sampai dengan petasan. Sejumlah api juga bermunculan di sepanjang ruas Jalan KH Wahid Hasyim.
Hingga saat ini ledakan petesan masih terus terjadi. Baik pihak kepolisian maupun massa masih saling serang. Personil TNI yang hadir juga sudah berupaya untuk menenangkan massa.