Kamis 23 May 2019 00:40 WIB

Aksi Saling Serang di Simpang Sarinah Masih Berlanjut

Meski masih melakukan perlawanan, tetapi aksi melawan petugas mulai kendur.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Andi Nur Aminah
Demonstran terlibat bentrok dengan aparat saat menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Demonstran terlibat bentrok dengan aparat saat menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5).

massa aksi.  Sekitar pukul 22.03 WIB petugas kepolisian dari satuan Brimob berhasil mendesak para massa aksi mundur. Sampai informasi ini dituliskan, kepolisian masih mendesak mundur massa aksi ke arah Jalan Sabang, dari perempatan Jalan Thamrin.

Meski masih melakukan perlawanan, tetapi aksi melawan petugas mulai kendur. Intensitas para massa aksi menyerang petugas dengan melempar mercon mulai menurun. Kepolisian dengan tembakan gas air mata, mendesak mundur kelompok massa dan menerjunkan tim roda dua dan melakukan pengejaran serta penangkapan.

Kerusuhan di simpang Gedung Bawaslu, dimulai sekitar pukul 18.37 WIB atau setelah massa aksi berbuka puasa dan Shalat Maghrib berjamaah. Massa aksi Kedaulatan Rakyat 22 Mei berusaha membubarkan diri dari aksi protes hasil Pilpres 2019 sebelum Isya dan Taraweh.

Namun rencana membubarkan diri dengan tertib dan aman itu, diciderai oleh aksi oknum massa yang melakukan pelemparan. Aksi liar tersebut dari arah utara Jalan Thamrin yang melempar botol dan batu ke arah kerumunan petugas yang menguasai ruas selatan jalan tersebut.

Aksi pelemparan itu membuat demonstrasi Kedaulatan Rakyat yang sejak kemarin (21/5) berlangsung damai dan tertib, menjadi panas. Kordinator aksi Kedaulatan Rakyat, Jumhur Hidayat dan Ustaz Sobri Lubis mencoba menentramkan massa dari atas mobil komando.

Tetapi upaya tersebut sulit berhasil. Sekitar pukul 19.00 WIB, kelompok Jumhur dan Ustaz Sobri bersama ribuan massa Kedaulatan Rakyat sudah meninggalkan lokasi ke arah barat menuju kawasan Tanabang. Namun di simpang Sarinah, ribuan massa masih bertahan.

Massa tertinggal itu yang kembali melakukan pelemparan ke arah petugas. Lebih dari empat kali aksi penyerangan ke petugas itu masif. Lemparan batu, mercon, bahkan bom molotov sempat menyasar petugas dari arah utara, barat, dan timur Gedung Bawaslu.

Petugas tak reaktif dengan memilih bertahan dalam barikade dan tameng. Sampai menjelang pukul 19.30-an, aksi massa sempat tenang. Ada Neno Warisman dan Fadli Zon yang melakukan orasi dari mobil komando lain dan meminta agar massa dan kepolisian sama-sama tertib.

Namun setelah orasi dua pentolan pendukung capres Prabowo Subianto itu usai, massa aksi semakin brutal. Dari arah sisi utara, timur, dan barat, lemparan mercon, batu, bahkan bom molotov menyasar petugas. Di sepanjang Jalan Wachid Hashim dari arah Sabang menuju Tanabang, massa aksi melakukan pembakaran di sepanjang jalan.

Petugas yang pasif, mulai reaktif dengan menembakkan gas air mata dan memilih mundur sampai 100an meter dari barikade berduri antara massa dan petugas. Tembaka gas air mata petugas, dibalas massa dengan mercon, batu, dan beberapa molotov. Aksi saling serang pub terjadi selama lebih dari dua jam.

Sampai pukul 22:03, petugas baru berhasil memukul mundur massa aksi dengan menguasai simpang Sarinah. Massa yang terbelah lari ke arah jalan Sabang, dan Tanabang. Akan tetapi desakan mundur dari para petugas itu, tak membuat massa aksi diam.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement