REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh: Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi
Sekitar pukul 12.30 waktu Penang, 20 April 2019, pesawat yang saya tumpangi mendarat di Bandara Internasional Penang, Malaysia. Tidak ada tujuan lain, lawatan ke penang ini memang untuk menjenguk Ustaz Arifin Ilham yang dirawat di Rumah Sakit Glen Eagles.
Sejenak setelah mampir makan siang nasi kandar, saya langsung menuju rumah sakit tersebut dan menemui Ustaz. Tanpa sengaja, ternyata waktu itu bertemu dengan Ketua Umum Front Pembela Islam, Ustaz Sobri Lubis bersama Ketua GNPF Ulama, Ustaz Yusuf Muhammad Martak, dan Ketua PA 212, Slamet Ma’arif.
Berempat kami dipandu masuk ruangan tempat Ustaz Arifin Ilham dirawat. Selama lebih dari satu jam, Ustaz Arifin banyak menyampaikan pesan yang terkait dengan perkembangan bangsa.
Di antara pesan penting itu adalah terkait dengan kerukunan dan perdamaian bangsa Indonesia selepas pemilu serentak. “Indonesia harus dijaga untuk tetap damai,” tuturnya saat itu.
Segala masalah yang terkait dengan hasil pemilu serentak, dimintanya untuk diselesaikan melalui jalur hukum. Ustaz Arifin juga menekankan kerukunan dan perdamaian Indonesia itu sangat diperlukan bagi umat.
Pesan lainnya adalah soal menjaga shalat malam dan shalat dhuha. Kedua amalan ini penting untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menjaga seorang hamba dari kejatuhan dalam perjalanan hidup.
Saat itu, Ustaz Arifin menyampaikan pesan-pesannya dengan suara yang cukup sulit didengar. Ustaz Arifin hilang suaranya akibat penyakit kanker yang dideritanya. Saya menangkap pesan-pesan itu dengan membaca gerak mulut.
Namun demikian, raut wajah Ustaz Arifin saat itu terlihat segar. Senyumnya selalu mengembang selama kami berbincang di ruang perawatannya. Waktu itu, saya sangat optimistis sebentar lagi Ustaz Arifin bisa kembali ke tanah air dalam kondisi sehat.
Ustaz Arifin saat itu cukup yakin penyakitnya bisa segera diangkat. “Sekarang saya sudah nggak kemo (kemoterapi) lagi. Rencananya akhir bulan (akhir April 2019) bisa pulang ke Tanah Air,” ungkapnya saat itu.
Namun ternyata Allah menakdirkan hal yang berbeda. Rencana kepulangan ke Tanah Air pada akhir April urung terlaksana. Perawatan terus berjalan hingga memasuki Mei 2019.
Kabar yang saya terima, Selasa (21/5) pagi, mengungkapkan Ustaz Arifin sempat kritis. Namun, siang harinya dikabarkan Ustaz mulai bisa tersenyum.
Namun, rupanya Rabu (22/5) pagi, Ustaz kembali mengalami masa kritis. Malam harinya, kabar duka pun menyebar. Ustaz Arifin menghadap Sang Khaliq. Semoga almarhum husnul khatimah dan mendapat tempat yang mulia di sisi-Nya. Amin.