REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Chris Hughton mengaku terkejut dan kecewa karena dipecat sebagai manajer Brighton and Hove Albion. Ditangan Hughton, Brighton mampu bertahan di Liga Primer Inggris selama tiga musim sejak promosi.
Brighton mengakhiri era empat setengah tahun kepelatihan Hughton Senin pekan lalu atau sehari setelah dibantai 1-4 oleh Manchester City yang membuat mereka harus puas pada urutan ke-17. "Saya sangat kecewa dan kaget oleh keputusan yang telah dibuat untuk mengakhiri waktu saya bersama Brighton and Hove Albion FC," kata Hughton dalam pernyataan dari Asosiasi Manajer Liga, Rabu (22/5) seperti dikutip Reuters.
"Saya sungguh menikmati empat setengah tahun saya menangani klub sepak bola yang spesial ini. Saya ingin menekankan terima kasih saya kepada staf pelatih, pemain, fans, semua orang yang punya hubungan dengan klub ini dan masyarakat Brighton lebih luas lagi, semoga keberuntungan menyertai mereka di masa depan," katanya.
Hughton memimpin Brighton masuk Liga Premier pada 2017 untuk mengakhiri absen lama 34 tahun, dan mereka selamat pada musim kedua meskipun gagal memenangkan sembilan laga terakhirnya. Brighton juga mencapai semifinal Piala FA musim ini. Kepala Eksekutif LMA Richard Bevan menyebut era kepemimpinan Hughton telah membawa inspirasi.
"Dia mengantarkan transformasi Brighton & Hove Albion, dari bertarung melawan degradasi untuk tetap di Liga Utama, guna bersaing dengan tim-tim terbaik di dunia dan mempertahankan status Liga Premier untuk musim berikutnya," katanya.
Brighton menunjuk mantan manajer Swansea City Graham Potter sebagai menajer baru mereka pekan ini, demikian Reuters.