REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Semen Indonesia (Persero) Tbk mencatakan laba bersih pada kuartal I 2019 sebesar Rp 268, 10 miliar atau turun 34,86 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 411,55 miliar. Penurunan laba bersih ini disebabkan oleh lonjakan beban keuangan sebesar 210,80 persen menjadi Rp 711,62 miliar dari Rp 228,96 miliar.
Direktur Utama Semen Indonesia Hendi Prio Santoso mengatakan perseroan akan mengalami perlambatan pertumbuhan kinerja pada tahun ini. Hal ini dikarenakan adanya pesta demokasi, sehingga pelaku ekonomi masih wait and see.
“Kita sudah hilang satu semester itu karena Pemilu, pelaku ekonomi yang wait and see. Ramadhan dan Idul Fitri juga,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (23/5).
Menurutnya pada tahun ini perseroan masih akan mempertahankan porsi volume penjualan yakni 75 persen. Ini berasal dari produk kantong semen, sisanya untuk produk curah sekitar 25 persen.
“Gambaran di kuartal I penjualan drop 10 persen karena adanya pesta demokrasi sehingga ekonomi agak sedikit melambat. Recovery di semester II. Selain itu, ada Ramadhan juga dan lebaran. Targetnya kami harapkan bisa lebih baik dari 2018,” ungkapnya.
Sementara Direktur Pemasaran & Supply Chain Semen Indonesia Adi Munandir menambahkan perseroan telah menghadapi anomali yang menekan kinerja perseroan selama semester I 2019. Hal ini dikarenakan pesta demokrasi dan hari raya besar berlangsung pada periode yang sama.
“Sehingga berdampak kepada seluruh pelaku semen dalam negeri. Tahun ini unik karena perilaku dari demand lima tahunan, dalam lima tahun terakhir baru kali ini Pemilu, Hari Raya Paskah, Ramadhan dan Idul Fitri semuanya terjadi pada semester I," ucapnya.
Namun, lanjut Adi, perseroan memperkirakan kinerja pada semester berikutnya lebih baik dibandingkan dengan periode sebelumnya. Setidaknya proyek-proyek yang sebelumnya tertunda karena gelaran Pemilu akan kembali dilanjutkan.
“Pencairan anggaran untuk proyek biasanya akan mempresentasikan 60 persen dari total permintaan di semester II-2019,” jelasnya.
Direktur Keuangan Semen Indonesia Doddy Sulasmono menyebut perseroan telah menyiapkan strategi untuk mengejar ketertinggalan kinerja pada semester I 2019. Perseroan akan lebih banyak menggunakan strategi non organik seperti optimalisasi aset pasca diakuisisinya PT Holcim Indonesia Tbk, yang kini berganti nama menjadi PT Solusi Bangun Indonesia Tbk.
Menurutnya sesudah masuknya Solusi Bangun Indonesia, perseroan memiliki Semen Andalasa di Aceh, serta aset-aset ex Holcim seperti pabrik di Narogong dan di Tuban. Selain itu perseroan memiliki infrastruktur logistik hilir.
“Kami harapkan di semester II permintaan semen akan membaik sehingga akan menopang kinerja. Tahun ini sepertinya memang tidak akan sebaik2018. Di sisi lain, untuk Holcim kami ada beban tambahan yakni dari royalti merek. Kami tengah menyiapkan merek baru,” jelasnya.