REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Irjen Pol Luki Hermawan mengungkapkan kantor Polsek Tambelangan, Sampang, benar-benar ludes setelah dibakar oleh sekelompok massa pada Rabu (22/5) malam. Selain kantor Polsek Tambelangan, dua mobil dan satu motor dinas juga turut ludes terbakar. Selain itu, ada 10 motor pribadi dan satu mobil masyarakat yang juga turut terbakar pada peristiwa tersebut.
"Kami lihat langsung ke lokasi, memang Mapolsek itu habis terbakar. Terus ada mobil dinas dua yang terbakar, notor dinas, ada 10 kendaraan pribadi, dan ada satu mobil masyarakat yang dititip di sana yang ikut terbakar habis," kata Luki ditemui di Mapolda Jatim, Surabaya, Kamis (23/5).
Luki menjelaskan, saat ini di lokasi kejadian, Tim Inafis tengah bekerja untuk melakukan identifikasi terkait peristiwa tersebut. Pada proses identifikasi, lanjut Luki, banyak ditemukan botol yang merupakan bom molotov, yang digunakan massa uantuk membakar Polsek Tambelangan.
"Ditemukan banyak botol bom molotov yang dilempar dari luar pagar, botol itu berisi bensin. Kemudian ditemukan kurang lebih 30 botol bom molotov yang belum dipakai, ditemukan di TKP, di luar Polsek," ujar Luki.
Luki menegaskan, peristiwa tersebut tidak sampai memakan korban, baik dari aparat kepolisian maupun massa yang melakukan penyerangan. Luki mengaku, memang sempat ada salahbseorang dari kelompok massa yang hendak menyerang polisi. Namun massa tersebut bisa dihalau dan polisi bisa diselamatkan.
"Alhamdulillah tidak ada korban baik itu anggota maupun masyarakat. Namun ada salah satu masyarakat yang menyerang seorang anggota tapi berhasil dikeluarkan tembakan kalau gak salah kena tangannya, keserempet aja. Anggota tersebut berhasil diselamatkan," ujar Luki.
Sebelumnya, Kantor Polsek Tambelangan, Sampang, Jawa Timur, dibakar massa. Pembakaran terjadi pada Rabu, (22/5) malam, tepatnya ekitar pukul 22.00 WIB. Pembakaran berawal dari adanya sekelompok massa yang datang secara tiba-tiba ke Mapolsek Tambelangan, Sampang.
Massa itu selanjutnya melempari kantor mapolsek dengan menggunakan batu. Polisi berupaya memberikan pengertian dan melarang mereka berbuat anarkis, namun tidak diindahkan. Dalam hitungan menit, jumlah massa semakin banyak dan semakin bringas, hingga akhirnya terjadi pembakaran.