REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Niat hati mencari kerja ke Jakarta, apa daya malang yang didapat. Itulah yang dialami S (33), pria asal Nusa Tenggara Barat (NTB). S terkena luka di punggung sebelah kiri saat ricuh aksi demo di Sarinah, Jakarta pada Rabu (22/5) malam.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, Kamis (23/5), S dibawa oleh ambulans RSUD Ciracas ke RSUD Tarakan pada sekitar pukul 14.30 WIB. Ia berpakaian layaknya pekerja kantoran dengan kemeja berwarna merah tua dan celana hitam.
Menurut dr Rizky Futari Renggana dari Dinas Kesehatan DKI, korban ditemukan oleh petugas kebersihan tengah berbaring di tempat tumpukan barang-barang bekas di sekitar Sarinah. Saat ditemukan, korban dalam kondisi sadar dan mengaku lemas karena terluka di punggung sebelah kiri, serta kelelahan akibat melarikan diri.
"Dia orang NTB, ke Jakarta katanya buat cari kerja. Malamnya dia lihat ada aksi, lalu karena ricuh melarikan diri sekitar jam 22.00," jelas dr Rizky kepada Republika.co.id.
Korban mengaku terkena tembakan di punggung sebelah kiri dan berlari mencari pertolongan. Karena tidak mendapatkan pertolongan, dia berbaring di tumpukan barang-barang bekas di suatu gedung hingga ditemukan oleh petugas kebersihan belasan jam kemudian.
"Setelah saya cek, lukanya tidak parah. Itu luka tumpul dan lecet. Mungkin kena tembak tapi senapan angin. Yang pasti tidak parah. Kakinya juga keram," jelas dokter yang bertugas di perempatan Sarinah sejak pagi ini.
Saat ini korban telah mendapatkan perawatan di RSUD Tarakan. Korban mendapatkan perawatan untuk luka-luka ringan, dan oksigen serta infus untuk memulihkan tubuh korban yang lemas.
Dari jumlah 169 korban di RSUD Tarakan, terdapat korban meninggal tiga orang, yang masih menjalani perawatan ada 12 orang, serta sisanya sudah dipulangkan. Semua korban yang masih dirawat berjenis kelamin laki-laki.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan terdapat delapan orang meninggal akibat kerusuhan sejak Selasa (21/5) hingga Rabu (22/5) malam.
"Yang meninggal jumlahnya adalah ada delapan orang yang meninggal. Kemarin belum disebutkan namanya karena tidak ingin keluarga mendapatkan kabar sebelum diberitahu secara resmi," ujar Anies di kawasan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (23/5).
Anies belum menjelaskan penyebab delapan orang meninggal itu. Ia mempercayakan semua proses kepada kepolisian untuk melakukan penyelidikan.