Jumat 24 May 2019 00:12 WIB

AS Hentikan Perdagangan Bahan Bakar Jet dengan Venezuela

Langkah AS ini bertujuan untuk menahan penerbangan komersial dan militer ke Venezuela

Rep: Lintar Satria Zulkifar/ Red: Muhammad Hafil
Polisi intelijen berjaga di pintu masuk kongres yang dikuasai oposisi di Caracas, Venezuela, Selasa (14/5).
Foto: AP Photo/Fernando Llano
Polisi intelijen berjaga di pintu masuk kongres yang dikuasai oposisi di Caracas, Venezuela, Selasa (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Amerika Serikat (AS) memberitahu beberapa rumah dagang mereka harus berhenti melakukan perdagangan bahan bakar jet dengan Venezuela atau akan mendapatkan sanksi. Hal ini menjadi tekanan yang ditunjukan untuk menggulingkan Presiden Nicolas Maduro.

Dua sumber kantor berita Reuters, Kamis (23/5) mengatakan Departemen Luar Negeri AS memberitahu beberapa rumah dagang besar di Swiss dan Inggris. Langkah yang bertujuan untuk menahan penerbangan komersial dan militer ke Venezuela.

Baca Juga

Pejabat AS memberitahu rumah dagang-rumah dagan itu mereka masih diizinkan melakukan perdagangan bahan bakar kendaraan dengan alasan kemanusiaan. Departemen Kementerian AS tidak menanggapi permintaan respon tentang hal ini.

Tekanan ini menjadi bagian dari upaya Washington untuk menggulingkan Maduro dan menaikan oposisi pemerintah Juan Guaido. Pada bulan Maret lalu pemerintah AS juga memberitahu rumah dagang globa dan pabrik minyak untuk mengurangi perdagangan dengan Venezuela atau mereka akan mendapat sanksi bahkan jika para pedagang tidak masuk dalam sanksi AS.

Pejabat AS mencoba mengakhiri pengiriman bensin dan produk olahan yang dapat mencairkan minyak berat Venezuela untuk dapat diekspor. Bersama 50 negara lainnya, AS mengakui Guaido sebagai pemimpin sah Venezuela dan mendukungnya untuk menggulingkan Maduro tapi upaya itu mengalami kebuntuan selama beberapa pekan terakhir.

Perekonomian Venezuela mengandalkan minyak yang sebelum disanksi AS berkontribusi lebih dari 90 persen pendapat ekspor negara itu. Anggota OPEC itu memiliki cadangan minyak terbesar di dunia. Tapi menurut OPEC produksinya minyak turun dari 3 juta barel per tahun dua dekade lalu menjadi kurang 800 ribu barel per hari sejak bulan April.

Sejak bulan Mei ekspro minyak mentah dan bahan bakar perusahaan minyak Venezuela PDVSA turun 800 ribu barel per hari. Turun 1,4 juta barel sebelum AS memberikan sanksi.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement