REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koperasi dan UKM mewacanakan akan mendirikan SME’s Service Center, yaitu sebuah layanan one stop service terintegrasi berupa informasi, fasilitasi dan advokasi kepada KUKM dan startup yang ingin mengembangkan kegiatan bisnis ke depan. One stop service terintegrasi ini akan didirikan di Gedung Smesco Indonesia, Pancoran, Jakarta.
“SME’s Service Center yang merupakan pengembangan Smesco akan menyediakan ruang layanan perwakilan atau liaison officer (penghubung) K/L terkait untuk memberikan informasi, fasilitasi dan advokasi yang menjadi kewenangan K/L tersebut,” ujar Sekretaris Kemenkop dan UKM Rully Indrawan di Jakarta, Selasa (21/5).
Pada kesempatan yang sama Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kemenkop UKM Victoria br Simanungkalit menjelaskan one stop service akan memudahkan KUKM dan starup dalam mencari informasi tentang berbagai layanan dari masing-masing K/L yang membina UKM. Ia menyebut ada sebanyak 28 K/L yang perlu diintegrasikan dalam satu wadah pusat informasi.
“One stop service salah satunya adalah mengembangkan layanan Smesco Indonesia untuk menjadi pusat layanan informasi pengembangan bisnis dan manajemen UKM,” jelas Victoria.
Setiap K/L sudah mempunyai program masing-masing dalam membina dan mengembangkan KUKM dan starup hanya saja semuanya berjalan sendiri-sendiri dan tidak terkoneksi secara bersama-sama. Ketika hal ini dilakukan dengan sebuah kerjasama yang terintegrasi diyakini hal itu akan dapat mendorong pengembangan IKM/UMKM yang luar biasa.
Tidak hanya itu, Smesco Indonesia akan dijadikan sebagai marketing intelligence atau intelijen pemasaran yang bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri, atase-atase perdagangan untuk mencari informasi pasar baik di dalam, maupun luar negeri yang selanjutnya akan dianalisis sebagai dasar penetapan strategi pemasaran Smesco Indonesia ke depan.
Direktur Utama Smesco Indonesia, Emilia Suhaimi mengungkapkan bahwa program one stop service dulu pernah dirancang oleh pakar ilmu pemasaran dan juga pendiri Markplus Inc Hermawan Kartajaya dengan membidik inkubator-inkubator bisnis, dan wirausaha pemula dari seluruh Indonesia ditempatkan di coworking space di Gedung Smesco.
Program tersebut akan berlanjut dengan bidang yang lebih spesifik. Smesco Indonesia tengah merintis inkubator bisnis sebagai wirausaha di bidang kuliner bekerja sama dengan komunitas, asosiasi dan sekolah kuliner.
Smesco Indonesia juga merencanakan akan menjadikan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) milik Smesco Indonesia yang ada di Cisarua sebagai pusat pelatihan kuliner di Indonesia untuk UKM dan koperasi.“Jadi seluruh komoditas yang kita kelola tinggal kuliner yang belum disentuh dan ini menjadi satu fokus yang diminta oleh bapak Menteri supaya ini disentuh oleh Smesco. Tempatnya ada, fasilitas juga untuk mengekspose calon-calon wirausaha yang akan kita fokuskan di bidang kuliner,” katanya.
Emilia mengatakan ada dua strategi yang dikembangkan Smesco Indonesia dalam melakukan kegiatan promosi dan pemasaran produk koperasi dan UKM, sesuai dengan tantangan era industri 4.0, yakni strategi offline dan online.
Strategi offline dilakukan dengan menciptakan akses pasar terhadap produk unggulan koperasi dan UKM yang berasal dari 34 provinsi. Dengan menyediakan permanent display paviliun provinsi di smesco indonesia yang berada di lantai 1(satu) dan lantai 2 (dua) dan Menggelar event-event untuk mengekspose UKM daerah secara rutin. Kegiatan itu dilakukan tidak hanya bekerja sama dengan 28 K/L, Smesco Indonesia juga menggandeng Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas).
Sementara strategi online dilakukan sesuai tuntutan zaman yang diikuti dengan berpindahnya pola belanja dari offline ke online, yaitu melalui pengembangan e-commerce bekerja sama e-commerce besar diantaranya bukalapak, tokopedia, lazada, dan sophie. Ke depan Smesco akan membuat marketplace sendiri agar mempermudah promosi dan pemasaran produk koperasi dan UKM.