Sabtu 25 May 2019 05:00 WIB

Yang Terjadi di Sekitar Bawaslu RI 22 Mei 2019

Massa sedang membubarkan diri ketika sebuah molotov dilempar.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Ratna Puspita
Demonstran menggelar Aksi 22 Mei di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/2019). Aksi unjuk rasa itu dilakukan menyikapi putusan hasil rekapitulasi nasional Pemilu 2019.
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Demonstran menggelar Aksi 22 Mei di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/2019). Aksi unjuk rasa itu dilakukan menyikapi putusan hasil rekapitulasi nasional Pemilu 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Massa protes hasil Pemilu sudah mulai berkumpul di sekitar Perempatan Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, sekitar pukul 9.00 WIB, Rabu (22/5) pagi. Meski belum bergerak maju, massa sudah berkerumun di Jalan Wahid Hasyim, tepatnya di ruas yang mengarah ke Sabang, dan di depan Djakarta Theater Jalan MH Thamrin. 

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sempat hadir ke lokasi bersama Pangdam Jaya Mayjen Eko Margiyono. Keduanya tak menemui massa dan masuk ke Bawaslu untuk mengadakan pertemuan tertutup "Pemerintahan DKI Jakarta bekerja seperti biasa," ujar Anies.

Di perempatan Sarinah, Polri membentuk barikade di empat ruas jalan, yakni Jalan MH Thamrin yang mengarah ke Bundaran HI, Jalan Wahid Hasyim yang mengarah ke Sabang, Jalan Wahid Hasyim mengarah ke Tanah Abang, dan Jalan MH Thamrin yang mengarah ke Utara. Para personel Polri itu sudah mengenakan armor lengkap berpakaian serba hitam dan tameng.

Melalui sambungan telepon, Anggota Bawaslu Fritz Edward Siregar memberitahukan, Bawaslu tetap menjalankan tugasnya memeriksa laporan-laporan dugaan pelanggaran administratif pemilu. Di luar Bawaslu, baik massa dan polisi tampak kompak mengoleskan pasta gigi di sekitar kelopak mata mereka, berjaga-jaga dari pedihnya gas air mata.

Menjelang siang, massa aksi mulai bersatu dan makin banyak yang berdatatangan. Namun, massa belum bergerak serentak, masih dalam jumlah puluhan dan secara sporadis berunjuk rasa. Menjelang Zuhur, massa sudah kembali mulai menyampaikan orasinya berganti-gantian dibatasi tameng berjajar yang dipegang aparat kepolisian.

Narasi yang disampaikan massa cukup positif, mereka berterima kasih dengan petugas kepolisian yang menjaga demo, menganggap mereka sekadar 'menjalankan tugas'. Sesekali, orator aksi mengingatkan pada aparat yang digaji negara, maka harus saling menjaga.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement