REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif merespons tudingan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menyebut negaranya pendukung kelompok-kelompok teroris di kawasan Timur Tengah. Menurutnya, justru Trump yang merupakan teroris sebenarnya.
"Donald Trump adalah teroris yang sebenarnya. Dia bertanggung jawab untuk mengobarkan terorisme ekonomi terhadap Iran," kata Zarif pada Jumat (24/5), dikutip laman Anadolu Agency.
Dia pun menanggapi ancaman Trump yang mengatakan bahwa Iran akan tamat jika memutuskan berperang dengan AS. Zarif menegaskan, orang-orang akan melihat akhir dari Trump, tapi tidak akan pernah menyaksikan akhir dari Iran.
AS telah menuding Iran sebagai dalang aksi sabotase terhadap empat kapal tanker di lepas pantai Uni Emirat Arab (UEA). Teheran pun dituduh bertanggung jawab atas serangan terhadap fasilitas minyak milik Arab Saudi.
Iran telah membantah tuduhan tersebut. Ia justru menuding pejabat garis keras di pemerintahan AS yang mengatur peristiwa sabotase kapal tanker di perairan UEA dengan maksud meningkatkan ketegangan.
AS telah mengerahkan kapal induk USS Abraham Lincoln dan pesawat bomber B-52 ke Teluk Persia. Trump pun telah memutuskan mengirim 1.500 pasukan AS ke Timur Tengah.
Hal itu kian meningkatkan ketegangan di kawasan Teluk. Zarif mengatakan pengerahan pasukan AS tidak hanya membahayakan perdamaian kawasan, tapi juga internasional.
Sejumlah negara seperti Jerman, Inggris, termasuk Uni Eropa, telah memperingatkan AS dan Iran agar menahan diri dan menghindari provokasi. Itu penting dilakukan karena Teluk merupakan kawasan yang riskan dan mudah tersulut konflik.