REPUBLIKA.CO.ID, LYON -- Polisi sedang memburu pelaku yang meninggalkan tas kertas berisi peledak di jalanan Kota Lyon, Prancis. Ledakan yang terjadi pada Jumat (24/5) waktu setempat itu melukai 13 orang pejalan kaki.
Dikutip dari laman The National, Ahad (26/5), rekaman video menampilkan tersangka tiba di Jalan Victor Hugo di pusat kota Lyon menggunakan sepeda pada sore hari. Dia mengenakan topi dan kacamata hitam yang menyembunyikan wajahnya. Lelaki itu berjalan sambil menuntun sepeda.
Dia meninggalkan tas kertas di atas balok beton di dekat sebuah toko roti. Setelah melakukan aksi itu, pelaku berbalik dan bersepeda melalui jalan yang sama. Satu menit kemudian, ledakan terjadi di lokasi tersebut.
Penyelidik menemukan sekrup, bola logam, baterai, perangkat pemicu jarak jauh, dan potongan plastik yang diduga berasal dari peledak. Pelaku menjadi buronan dan akan didakwa untuk "percobaan pembunuhan terkait terorisme" dan "asosiasi teroris kriminal".
Hingga saat ini, belum ada kelompok tertentu yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan. Setelah merilis foto tersangka yang dilabeli 'berbahaya' dari hasil video pengawas, polisi menyatakan segera merilis lebih banyak foto.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut ledakan Lyon sebagai sebuah "serangan". Pihak berwenang telah meningkatkan keamanan di kota terbesar ketiga di Prancis itu, dengan lebih banyak polisi dan patroli militer.
Saat ini, suasana di Jalan Victor Hugo sudah kembali normal. Orang-orang berbelanja seperti biasa, walau beberapa pemilik toko masih ketakutan. Garis polisi telah dihilangkan, kecuali garis kapur yang menandai lokasi ledakan.
Menteri Dalam Negeri Prancis Christophe Castaner telah mengirim instruksi kepada Otoritas Lyon untuk memperkuat keamanan. Bulan depan, Lyon menjadi tuan rumah semifinal dan final turnamen sepak bola Piala Dunia Wanita 2019.