REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Panahan merupakan salah satu seni furusiyah (keprajuritan) yang ada dalam sejarah peradaban Islam. Rasulullah SAW pun menjadikan seni ini sebagai salah satu keutamaan yang dianjurkan bagi kaum Muslimin.
Hadis yang bersumber dari Uqbah bin Amir al-Juhani ra menjelaskan tentang sabda Rasulullah mengenai panahan. "Dan persiapkan untuk mereka apa yang kalian mampu berupa kekuatan. Ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah. Ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah. Ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah!" (HR Muslim).
Tidak kurang, dalam hadis yang bersumber dari Sa'ad bin Abi Waq qash, Rasulullah SAW bersabda, "Hendaknya kalian memanah karena itu permainan yang paling bagus bagi kalian." (HR ath-Thabrani). Pada masa kenabian Rasulullah SAW juga memiliki beberapa pemanah yang terkenal punya kemampuan mumpuni. Mereka memiliki peran penting dalam menegakkan panji-panji Islam ke seantero jazirah Arab.
Irvan Setiawan Mappaseng dalam Seni Memanah menyebutkan beberapa sahabat Rasulullah yang terkenal memiliki keahliah panahan. Pertama, yakni Sa'ad bin Abi Waqash. Lelaki ketiga yang memeluk agama Islam ini kerap menghabiskan waktu untuk memperbagus anak panah dan busurnya serta mengasah kemampuan memanah.
Ia merupakan sahabat pertama yang menembakkan anak panah dalam Jihad fi Sabilillah. Pada peristiwa Uhud dia menembakkan seribu anak panah. Rasulullah SAW sendiri mengambilkan anak panah dari wadahnya untuk Sa'ad. Rasulullah SAW pun mendoakan Sa'ad dengan kalimat, "Ya Allah, tepatkan lemparan panahnya dan kabulkan doanya." (HR Hakim).
Pada zaman kekhalifahan Umar bin Khattab, Sa'ad memimpin pasukan kaum Muslimin untuk menghancurkan pasukan Sassaniyah dalam perang Qadisiyah. Kekalahan ini menjadi tonggak awal runtuhnya dinasti Sassaniyah setelah empat abad berkuasa.
Pemanah berikutnya adalah Abu Thalhah Al Anshari. Sahabat bernama asli Zayid bin Sahl an-Najari ini merupakan seorang Anshar dari suku Bani Khazraj di Madinah. Dia dikenal sebagai ahli panah. Dengan keahliannya itu, Abu Thalhah melindungi Rasulullah dalam peristiwa Uhud. Dia bisa mematahkan dua sampai tiga busur dalam Perang Uhud karena tembakannya yang sangat keras.
Zubayr bin Al Awwam merupakan sepupu Rasulullah SAW. Ibundanya, Shafiyyah, tak lain adalah bibi Rasulullah SAW. Zubayr lahir di Makkah dan menjadi yatim sejak kecil. Ibunya mendidiknya dengan keahlian furusiyah. Dia berharap, Zubayr menjadi seorang yang beradab dan menjadi pemimpin gagah berani. Zubayr diriwayatkan mampu menembakkan anak panah tepat melewati lubang mata pada topeng yang biasa digunakan oleh prajurit. Dia tercatat mengikuti semua ekspedisi Rasulullah.
Uqbah bin Amir Al Juhani Ra berasal dari pedalaman Madinah. Dia merupakan seorang penggembala kambing lugu yang kemudian menjadi panglima dan salah satu gubernur pada zaman kekhalifahan Muawiyah. Uqbah merupakan seorang ahli panah yang paling banyak menyampaikan riwayat tentang kegiatan panahan. Di antaranya, yakni hadis tentang memanah adalah kekuatan, larangan bosan dan meninggalkan panahan, anjuran memanah dan berkuda, dan hadis lainnya.