Ahad 26 May 2019 12:29 WIB

'Pemerintah Kurang Optimistis Penerimaan Pajak Tahun Depan'

Penerimaan pajak perlu diupayakan mengingat kebutuhan belanja semakin meningkat.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Asumsi dasar makro RAPBN
Foto: Republika
Asumsi dasar makro RAPBN

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Tauhid menilai, pemerintah kurang optimistis terhadap penerimaan perpajakan nasional. Kondisi ini terlihat dari target rasio pajak pada 2020 yakni 11,8 sampai 12,4 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Angka tersebut jauh lebih rendah dibanding dengan target pada APBN 2019 yang sebesar 12,2 persen PDB.

Tauhid mengatakan, sikap pemerintah tersebut patut disayangkan mengingat kebutuhan belanja semakin meningkat dan pemerintah tengah mengurangi defisit sebsar 1,52-1,75 persen PDB. Terdapat masalah dalam kinerja di sekotr perpajakan yang patut diperhatikan. "Baik menyangkut basis data pajak, tingkat kepatuhan hingga kelembagaan perpajakan," ucapnya ketika dihubungi Republika.co.id, Ahad (26/5).

Tauhid menambahkan, target pemerintah pada tahun 2020 yang juga harus diperhatikan adalah defisit. Tahun depan, pemerintah menargetkan defisit menjadi 1,52-1,75 persen, turun dari tahun 2019, yakni 1,84 persen PDB.

Namun, Tauhid menuturkan, pengurangan defisit berarti pemerintah mengurangi makna dari strategi ekspansif yang akan dilakukan. Sebab, saat ini, dibutuhkan stimulus fiskal untuk perekonomian yang  hanya tumbuh sekitar lima persen.