REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat Lalu Moh Faozal mengatakan rencana pembukaan jalur pendakian Gunung Rinjani akan dievaluasi setelah Lebaran. "Seusai Lebaran ini kami akan rapat evaluasi bersama Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR)," ujarnya di Mataram, Ahad (26/5).
Ia menjelaskan, jika nanti rapat evaluasi jalur pendakian Gunung Rinjani dibuka kembali pascarentetan gempa bumi pada Juli hingga sepanjang Agustus 2018, kemungkinkan untuk dua jalur. Yakni Sembalun di Kabupaten Lombok Timur dan jalur Aik Berik di Kabupaten Lombok Tengah.
"Kalau jalur Senaru di Kabupaten Lombok Utara masih tunggu evaluasi dari survei," ujar Faozal. Faozal berharap, jalur pendakian Gunung Rinjani sudah bisa dibuka seusai Lebaran.
Sebelumnya, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) berencana membuka jalur pendakian Gunung Rinjani. Kepala BTNGR Sudiyono, menyebutkan empat jalur pendakian tradisional yang akan dibuka adalah Sembalun dan Timbanuh, di Kabupaten Lombok Timur, Senaru di Kabupaten Lombok Utara, dan Aik Berik di Kabupaten Lombok Tengah.
Jalur pendakian Sembalun sudah disurvei oleh tim gabungan pada Maret 2018. Sedangkan jalur pendakian Senaru disurvei pada 30 April hingga 3 Mei 2019.
Sebanyak 19 tim gabungan melakukan pendakian Gunung Rinjani melalui jalur Senaru. Mereka terdiri atas personel BTNGR, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisia, TNI-Polri, perusahaan jasa pendakian (TO), dan pemandu wisata gunung.
Sementara jalur pendakian Timbanuh dan Aik Berik, lanjut Sudiyono, masih akan disurvei lagi meskipun kondisinya relatif aman dilalui dibandingkan jalur Sembalun dan Senaru.
Hal itu penting dilakukan karena beberapa waktu lalu terjadi cuaca buruk yang berpotensi menyebabkan longsor dan pohon tumbang di sepanjang jalur pendakian Timbanuh dan Aik Berik. Ia menambahkan hasil survei akan menjadi dasar membuat rambu-rambu di sepanjang jalur pendakian agar pendaki berhati-hati.
"Kami memasang rambu-rambu mana lokasi yang harus pendaki berjalan lambat, mana lokasi yang harus dilalui dengan kecepatan sedang dan mana daerah aman untuk berkemah," ucap Sudiyono
Ia mengatakan kepastian pembukaan jalur pendakian menunggu izin dari Direktorat Jenderal KSDAE, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Meskipun akan dibuka, kata Sudiyono, aktivitas pendakian masih terbatas karena hanya sampai Pelawangan dan belum direkomendasikan hingga ke Danau Segara Anak. Sebab jalur ke sana masih belum aman dan berbahaya bagi keselamatan jiwa manusia.
"Jalur pendakian relatif sudah aman hingga Pelawangan, tapi masih perlu ada perbaikan kerusakan akibat gempa bumi beberapa waktu lalu," katanya.