REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —- Utsman bin Mazh'un adalah salah seorang yang mendapatkan hidayah dan mengikuti jejak Rasulullah memeluk Islam. Ia ditempa oleh berbagai derita dan siksa, sebagaimana dialami oleh orang-orang Mukmin lainnya.
Nabi Muhammad mengutamakan keselamatan golongan kecil dari orang-orang beriman dan teraniaya ini. Caranya dengan menyuruh mereka berhijrah ke Madinah. Ketika itu Utsman bin Mazh'un terpilih sebagai pemimpin rombongan pertama kaum Muhajirin.
Dengan membawa putranya yang bernama Saib, Utsman melangkahkan kakinya ke suatu negeri yang jauh. Menghindar dari tiap tipu daya musuh Allah dan kekejaman siksa. Tekad dan kemauan Utsman untuk berpegang teguh pada agama Islam kian bertambah besar. Bersama kaum Muhajirin lainnya, dia merasakan betapa rusaknya kondisi masyarakat karena menyembah berhala.
Sampai di Madinah, para sahabat ini disambut penduduk setempat. Mereka tinggal di sana dalam keadaan aman. Di sana, mereka dapat leluasa beribadah kepada Allah. Mereka mempelajari Alquran dengan serius, sehingga setiap ayat yang diturunkan dapat dipa hami arti dan kandungannya.
Pada saat pembebasan Makkah, umat Islam di Madinah berangkat dengan tegar. Mereka mengorbankan harta dan jiwa untuk tegaknya Islam dan membersihkan Ka'bah dari berhala. Ketika itu Utsman yang ada dalam rombongan tersebut masuk ke Kota Makkah dalam keadaan aman dan tenteram. Mereka menyeberangi jalan serta gang-gangnya, juga menghadiri pertemuan tanpa khawatir akan kezaliman dan marabahaya.
Tetapi Ibnu Mazh'un, laki-laki yang ditempa Alquran dan dididik oleh Muhammad SAW ini memperhatikan keadaan sekelilingya. Dilihatnya saudara-saudara sesama Muslimin, yakni golongan fakir miskin dan orang-orang yang tidak berdaya, tidak mendapat kan perlindungan dan tidak mendapatkan orang yang sedia melindungi mereka.