REPUBLIKA.CO.ID, TURIN -- Setelah melakukan sejumlah pertemuan dengan Presiden Juventus, Andrea Agnelli, pertengahan bulan ini, pelatih Massimiliano Allegri akhirnya sepakat meninggalkan Si Nyonya Tua pada akhir musim ini. Hingga kini, Juventus belum mengumumkan nama pengganti pelatih yang telah mempersembahkan gelar scudetto Serie A Italia dalam lima musim terakhir secara beruntun buat Juventus.
Buntutnya, berbagai spekulasi liar bermunculan di sejumlah media olahraga Eropa terkait nama-nama yang bakal menjadi pelatih Juventus pada musim depan. Mulai dari Mauricio Pochettino, Antonio Conte, Maurizio Sarri, Simone Inzaghi, hingga Jose Mourinho, dan terakhir Pep Guardiola.
Dari berbagai nama tersebut, ada sejumlah nama yang cukup masuk akal untuk bisa melatih Juventus, tapi ada pula nama-nama yang terdengar cukup absurd untuk bisa menjadi pelatih Juventus, atau hanya sekadar menjadi bumbu ''sensasi'' belaka dari berita seputar gonta-ganti pelatih di klub-klub raksasa Eropa.
Dari deretan nama pelatih-pelatih itu pun terselip nama Joseph 'Pep' Guardiola, pelatih yang baru saja mengantarkan Manchester City menjadi tim pertama yang bisa meraih gelar di tiga kompetisi domestik Inggris. Sebenarnya, sebelum Allegri mengumumkan berakhirnya kerja sama dengan Juventus, nama Guardiola sudah disebut-sebut bakal menjadi pelatih Juventus pada musim depan.
Rumor ini muncul pada Maret lalu dan akhirnya terus berkembang luas di berbagai media-media di Inggris dan Italia. Selepas pengumuman kepastian kepergian Allegri dari Juventus, kabar ini kembali santer terdengar. Bahkan, kali ini rumor itu muncul dengan lebih bombastis lagi. Media asal Italia, AGI Sports, dalam laporannya pada 23 Mei silam, mengklaim, Pep dan Juventus telah mencapai kata sepakat terkait kepindahan ke Turin.
Guardiola disebut-sebut bakal hengkang ke Juventus dengan durasi kontrak selama empat tahun dan akan menerima gaji sebesar 21 juta euro per musim. Tidak berhenti sampai di situ, ia juga dikabarkan bakal diperkenalkan secara resmi ke publik sebagai pelatih anyar Juventus di Stadion Allianz, Turin, pada 14 Juni mendatang.
Kendati begitu, seiring munculnya kabar-kabar tersebut, bantahan-bantahan terhadap rumor tersebut pun kian keras. Bahkan, Guardiola agaknya sempat merasa kurang nyaman dengan pertanyaan yang terus muncul terkait peluang dirinya bergabung ke Juventus pada musim depan. Seperti dilansir Manchester Evening News, pekan ini, Guardiola setidaknya telah tiga kali membantah rumor tersebut dalam beberapa bulan terakhir.
Terakhir, eks pelatih Bayern Muenchen itu menyatakan sikapnya tersebut sebelum City berhadapan dengan Watford di partai final Piala FA, pertengahan bulan ini. ''Harus berapa kali lagi saya katakan? Saya tidak akan bergabung ke Juventus pada musim depan. Saya akan bertahan di klub ini (Manchester City), itu pun jika mereka masih menginginkan saya. Jika tidak, maka saya akan kembali ke rumah. Saya masih memiliki kontrak di sini, dan saya tidak akan pergi ke mana-mana,'' ujar Guardiola seperti dikutip Manchester Evening News, beberapa waktu lalu.
Bantahan juga datang dari salah satu petinggi di jajaran direksi Mancheter City, yaitu Alberto Galassi. Menurutnya, rumor kepindahan Guardiola itu tidak berdasar. Guardiola, kata Galassi, masih ingin bertahan di Manchester City. Galassi, yang mengaku kenal dengan dekat Wakil Presiden Juventus, Pavel Nedved, bahkan mengakui sempat menertawakan rumor ini bersama Nedved.
''Rumor itu sama sekali tidak berdasar. Benar-benar luar biasa bagaimana media mengejar rumor-rumor itu, benar-benar konyol. Guardiola ingin bertahan. Dia adalah seorang yang profesional, dan dia masih tidak percaya, kata-katanya seolah tidak didengar (dengan melakukan bantahan berulang kali),'' kata Galassi kepada Sky Italia, seperti dikutip BBC.