REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ingin menyelaraskan hubungan dagang antara AS dengan Jepang. Trump menyatakan, AS akan mengenakan pungutan tarif jika tidak dapat memenangkan konsesi dari Jepang dan Uni Eropa.
Surplus perdagangan Jepang dengan AS melonjak hampir 18 persen pada April menjadi 6,6 miliar dolar AS. Trump mengatakan, pihaknya ingin agar ada keseimbangan neraca perdagangan antara kedua negara. AS dan Jepang sepakat akan mengumumkan beberapa hal mengenai perdagangan pada Agustus mendatang, usai Jepang menggelar pemilihan majelis tinggi pada Juli.
"Saya pikir kami akan mengumumkan beberapa hal mungkin pada bulan Agustus yang akan sangat baik bagi kedua negara. Jepang telah melakukan lebih banyak bisnis dengan kami, dan kami ingin melakukan sedikit lebih banyak bisnis dengan mereka," ujar Trump, Senin (27/5).
Sebelumnya, Trump telah mengancam akan menargetkan tarif cukup tinggi kepada pembuat mobil Jepang. Hal itu sebagai upaya untuk mendapatkan pakta perdagangan dua arah dengan Tokyo. Secara eksplisit Trump mengaitkan perdagangan dan keamanan sebagai bagian dari kebijakan pertahanannya.
"Ini semua masalah neraca, ketika saya berbica tentang ancaman keamanan, saya berbicara tentang neraca," kata Trump.
"Untuk mendapatkan 716 miliar dolar AS per tahun dalam pengeluaran militer, Anda harus memiliki banyak uang masuk," ujar Trump seraya menambahkan bahwa Jepang telah membeli perlengkapan militer AS dalam jumlah besar.
Dalam kunjungan selama empat hari ke Jepang, Trump menjadi tamu asing pertama yang bertemu dengan Kaisar Naruhito yang naik takhta pada 1 Mei lalu. Upacara penyambutan Trump di Istana Kekaisaran Jepang disiarkan secara langsung di televisi nasional.
Trump mengaku senang mendapatkan kehormatan sebagai tamu asing perdana yang bertemu dengan kaisar. Kaisar Naruhito kemudian menggelar jamuan makan malam bersama Trump di Istana Kekaisaran Jepang.