REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Bentrokan terjadi di Kompleks Penahanan Ansio Jobim, Manaus, Brasil dan menewaskan 15 narapidana. Beberapa korban tewas karena ditikam dengan sikat gigi yang sudah ditajamkan di hadapan para penjenguk, sementara beberapa lainnya dicekik hingga menghembuskan nafas terakhir.
"Ini benar-benar kacau. Semua orang mulai berlari, dan semua orang menggedor gerbang sel, di pintu, dan berlarian di gang," ujar seorang ibu yang sedang menjenguk anaknya di penjara itu kepada BBC, Senin (27/5).
Peristiwa ini terjadi dua tahun setelah pertikaian yang menewaskan 56 orang di penjara yang sama. Insiden itu disebut sebagai salah satu kerusuhan paling mematikan di penjara Brasil.
Brasil memiliki populasi penjara terpadat terbesar ketiga di dunia dengan 712.305 narapidana pada April lalu. Populasi ini hampir dua kali lipat dari kapasitas penjara di Brasil. Dengan demikian, hal tersebut menyebabkan kepadatan yang berlebihan, memicu kekerasan antargeng, kerusuhan, dan upaya pelarian.
Pada awal 2017, beberapa pemberontakan dengan kekerasan menewaskan 119 orang di penjara di Brasil utara. Sementara, sekitar 92 narapidana juga melarikan diri September lalu setelah orang-orang bersenjata membawa bahan peledak di luar penjara dan melakukan penembakan serta membunuh seorang polisi.
Upaya mereformasi sistem penjara dan memperkenalkan kontrol lebih ketat telah menemui perlawanan dari geng kriminal yang kuat, dan beroperasi di dalam serta di luar penjara. Awal tahun ini, geng tersebut meluncurkan sekitar 80 serangan terhadap gedung-gedung publik, bank, bus, dan pompa bensin. Mereka diyakini melakukan serangan tersebut sebagai pembalasan atas reformasi yang diusulkan.