REPUBLIKA.CO.ID, MONAKO -- Lewis Hamilton berhasil menjuarai GP Monako, Ahad (26/5). Keberhasilannya itu pun mendapatkan pujian karena didapatkan secara emosional. Mercedes mempersembahkan gelar tersebut untuk legenda Formula Satu (F1) Niki Lauda yang meninggal beberapa waktu lalu.
Tim Mercedes memakai topi merah dan Hamilton memakai helm sekali pakai untuk menghormati sang legenda. "Itu adalah dorongan juara dunia untuk juara dunia yang tidak ada di antara kita lagi," ujar Kepala tim Mercedes, Toto Wolff, dikutip dari Independent, Senin (27/5).
Wolff mengatakan balapan di GP Monako adalah balapan yang lebih dramatis ketimbang sebelumnya. Oleh karena itu, Wolff merasa lega ketika Hamilton berhasil keluar sebagai juara. Dia secara terbuka menyebut Hamilton melakukan pekerjaannya dengan luar biasa.
Hamilton mampu mengendalikan balapan meskipun ban yang dipilihnya salah. Menurutnya, seharusnya dia menggunakan ban yang lebih keras agar tahan lama. Beruntung, Hamilton berhasil mengemudikan dengan baik.
Hamilton memakai ban medium yang kurang tahan lama pada balapan tersebut. Ban yang digunakan rentan bagi dia untuk dikejar Max Verstappen di lap-lap terakhir. Oleh karena itu, membutuhkan keajaiban untuk menang setelah melakukan beberapa kesalahan.
Hamilton mengaku meraskan sihir Lauda di GP Monako. Kekuatannya membimbingnya untuk finis diurutan pertama."Aku benar-benar merasa seperti Niki berpacu denganku," katanya.
Pembalap asal Inggris itu berpendapat, GP Monako adalah salah satu balapan terberat selama ini. Dia menjalaninya dengan suasana emosional sehingga dia mengkalim sebagai minggu yang sangat sulit. Sebagai pengemudi, lanjut Hamilton, dirinya ingin dihormati seperti Lauda.