Oleh: Uttiek M Panji Astuti, Traveler dan Penulis Buku
“Uttiek, I have something for you,” ucap Nalan Oztrak Hasimoglu, local guide di Turki, sambil mengeluarkan sesuatu dari tasnya.
“What’s that?” Tanya saya penasaran melihat kantong berwarna emas ukuran 20 x 30 cm itu.
Ia segera mengulurkannya, yang saya terima dengan dahi berkerut. Perlahan saya keluarkan isinya dan alangkah terkejutnya, ternyata Alqur’an dengan terjemahan bahasa Turki.
Saya terpekik senang sambil memeluknya, “Waaa… Thank you Nalan. I’m so happy.” Nalan yang sepertinya tidak menyangka saya akan bereaksi demikian, sedikit terkejut, lalu senyum lebarnya merekah di wajahnya yang cantik.
Sewaktu di Cappadocia, rupanya Nalan memperhatikan kalau di salah satu toko buku, saya mencari Alqur’an dengan terjemahan bahasa Turki.
Ia sempat heran dan bertanya, “What for? You don't speak Turkish?”
Saya jelaskan kalau saya memiliki Alqur’an dengan terjemahan berbagai bahasa-bahasa di dunia. Mulai bahasa Inggris, Prancis, Jerman, Spanyol, Latin. Bahkan yang menggunakan aksara yang berbeda seperti China, Korea, dan Jepang dan banyak lagi.
“Wow. That’s great,” komentarnya setengah takjub.
Saya membelinya setiap kali ke Madinah. Di Madinah banyak toko buku, bahkan percetakan Alqur’an, yang menjual Alqur’an dengan terjemahan seluruh bahasa di dunia.
Harganya pun tidak terlalu mahal. Sekitar 50-75 SAR (Rp200-300 ribu). Satu hal yang pasti, kalau membeli di sana, terjemahannya tidak mungkin salah.
“But still, what for?” lanjutnya penasaran.
“If there are friends who ask about the meaning of a verse, I just offer Alqur’an translation, according to their language. It is not easy for me to explain a verse or answer their question. I’m afraid if it's not really right, then it's misperception.”
Semakin ke sini, semakin banyak yang tahu kalau saya memiliki Alqur’an dengan terjemahan bahasa-bahasa di dunia. Lalu, banyak yang menghadiahkannya untuk saya.
Seperti sewaktu melakukan perjalan ke Samarkand, Uzbekistan. Begitu mendengar saya bertanya pada penjaga toko buku di Darvoza Mall, Sanjar Komilovich Turdiev, local guide selama di Uzbekistan, langsung memotong, “Tidak perlu membeli Alqur’an,” serunya.
Saya menatapnya bingung. “Kenapa?” Ia terlihat salah tingkah, sebelum akhirnya mengajak saya kembali ke mobil.
Di mobil, ia mengambil tas warna hijau yang sebenarnya sedari tadi sudah saya lihat. Ia menyorongkan tas itu sambil mengatakan, “Sebenarnya saya ingin memberikan hadiah ini saat makan siang bersama Linara nanti. Tapi khawatir Ibu jadi membeli Alqur’an, jadi saya serahkan sekarang,” jelasnya malu-malu.
Saya keluarkan isi tas itu sambil terpekik senang, “Waaa… Alhamdulillah, senang sekali. Rahmat Sanjar,” seru saya mengucapkan terima kasih dalam bahasa Uzbekistan.
Kali lain, saya juga mendapat hadiah istimewa itu dari sahabat saya Mursid Widarsono Affandi. Saya mendapat oleh-oleh Alqur’an dengan terjemahan bahasa Swahili, yang dibelinya di Tanzania, Afrika, sewaktu ia bertugas ke negeri itu.
Alhamdulillah. Senangnya.
Sejarah mencatat, Alqur’an pertama kali diterjemahkan dalam bahasa Persia. Seperti yang ditulis dalam
buku "Translation and the Qur'an" karya Afnan Fatani.
Senada dengan isi buku itu, Guru Besar Sastra Arab Universitas Islam Madinah Al Munawwarah, Syekh Tamir Salum, menjelaskan bahwa penduduk Persia meminta pada Salman Al-Farisi untuk menerjemahkan Alqur’an dalam bahasa Persia.
Salman Al-Farisi adalah sahabat Rasulullah SAW yang berasal dari Persia. Nama Al-Farisi merujuk asalnya dari Persia. Tepatnya dari desa Ji, Isfahan. Surat yang diterjemahkannya adalah QS Al-Fatihah.
Penerjemahan Alqur’an secara lengkap pertama kali dilakukan pada masa Khalifah Abdullah bin Umar bin Abdul Aziz pada 884 M. Di sebuah negeri yang dulunya bernama Alwar yang sekarang menjadi bagian dari wilayah Pakistan.
Seorang alim bernama Shah Rafiuddin dan Shah Abdul Qadir menerjemahkannya dalam bahasa Urdu.
Pada tahun 1936, setidaknya Alqur’an telah diterjemahkan dalam 102 bahasa-bahasa dunia.
Catatan hitam terjadi pada awal penerjemahan Alqur’an ke dalam bahasa Latin yang dilakukan oleh kepala biara Gereja Cluny, Petrus Agung atau Peter The Venerable asal Prancis pada 1143 M.
Dengan dibantu para teolog berkebangsaan Inggris yang bernama Robertus Ketenensis dan Hermannus Dalmatin, Alqur’an diterjemahkan dalam bahasa Latin dan diberi judul “Lex Mahumet Pseudoprophete”.
Niat awal penerjemahan ini adalah untuk “mencuri ilmu” yang terdapat dalam Alqur’an. Mereka merasa Muslim di Andalusia bisa maju berkat kitab ini. Sehingga ada dorongan untuk mencari tahu, apa isi Alqur’an.
Selama hampir 4 abad lamanya, Alqur’an terjemahan itu disimpan rapat-rapat di dalam gereja. Tidak diizinkan orang awam untuk mengaksesnya.
Barulah pada abad ke-16 , tepatnya tahun 1543, terjemahan Alqur’an dalam bahasa Latin ini dicetak untuk pertama kalinya. Penanggungjawab proses pencetakan ini bangsawan Swiss yang bernama Theodor Bibliander.
Cetakan kedua tercatat angka tahunnya adalah 1550, sebanyak 3 salinan. Namun, semuanya masih menggunakan materi terjemahan awal yang banyak kesalahan itu.
Terjemahan Alquran dalam berbagai bahasa dunia.
Penerjemahan Alqur'an dalam bahasa Inggris pertama kali dibuat oleh Alexander Ross pada 1649. Terjemahan ini merupakan saduran dari bahasa Prancis, L'Alcoran de Mahomet.
Terjemah Alqur’an dalam bahasa Inggris paling terkenal adalah yang diterjemahkan oleh George Sale pada tahun 1734.
Alqur’an terjemahan ini diberi judul The Alcoran of Mohammed. Konon, terjemahan ini menjadi salah satu koleksi yang dimiliki pendiri Amerika Serikat Thomas Jefferson.
Di Nusantara, tercatat nama Abdurrauf bin Ali al-Jawi al-Fansuri as-Singkili atau yang lebih dikenal sebagai Syekh Abdurrauf As Singkili yang pertama kali menerjemahkan Alqur’an dalam bahasa Melayu.
Saat ini, semua Alqur’an terjemahan dalam bahasa Indonesia harus melawati Lembaga Pentashihan Alqur'an yang berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Agama (Kemenag).
Kalau ada keperluan untuk membeli Alqur’an terjemahan berbagai bahasa dunia yang aman, sebaiknya beli di Madinah. InsyaAllah terjaga keakuratannya.
Jadi, sudah tahu ya, kalau mau menghadiahi saya apa? 😊
Jakarta, 27/5/2019