REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Pihak berwenang menyatakan total 42 tahanan tewas dalam bentrokan di penjara terpisah di Brasil utara, Senin (27/5). Ini terjadi sehari setelah kekerasan di penjara lain yang menewaskan belasan orang, Ahad (26/5).
"Itu adalah perkelahian antara para tahanan. Tidak pernah ada kematian selama kunjungan," kata Kolonel Marcos Vinicius Almeida pada konferensi pers Ahad, dilansir Aljazirah, Selasa (28/5).
Setidaknya 27 korban berada di Antonio Trindade Penal Institute dekat Manaus, ibu kota negara bagian Amazonas, tempat penjara-penjara itu berada. Badan penjara negara bagian Amazonas menyatakan para tahanan yang ditemukan tewas pada Senin semuanya menunjukkan tanda-tanda asfiksia.
Pemerintah federal mengatakan mengirim bala bantuan untuk meningkatkan keamanan di penjara-penjara negara bagian. Bentrokan Senin terjadi sehari setelah 15 narapidana tewas dalam kerusuhan di penjara di negara bagian itu.
Bentrokan terjadi sekitar pukul 11.00 waktu setempat selama jam kunjungan di fasilitas itu. Tempatnya terletak sekitar 28 kilometer dari ibukota negara bagian Manaus.
Almeida mengatakan, investigasi telah dibuka untuk menentukan penyebab pertarungan. Almeida menekankan bahwa pihak berwenang telah bereaksi terhadap kekerasan pada Ahad, mencegah hasil yang berpotensi lebih buruk.
Pada Januari 2017, fasilitas yang sama adalah tempat pemberontakan penjara yang berlangsung hampir 20 jam dan menewaskan 56 orang. Brasil memiliki populasi penjara terbesar ketiga di dunia, dengan 726.712 tahanan pada Juni 2016.
Seiring dengan kepadatan tahanan, penjara Brasil diganggu oleh kekerasan geng. Sementara perihal kerusuhan, dan upaya pelarian juga tidak jarang terjadi.