Selasa 28 May 2019 11:37 WIB

Pendaki Asal AS Jadi Korban Ke-11 Meninggal di Everest

Kematian pendaki di Everest diyakini akibat rendahnya kadar oksigen di ketinggian.

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Swafoto pendaki asal Colorado, AS yang meninggal di Gunung Everest, Christopher Kulish saat berada di Everest, April 2019.
Foto: Christopher Kulish/Mark Kulish via AP
Swafoto pendaki asal Colorado, AS yang meninggal di Gunung Everest, Christopher Kulish saat berada di Everest, April 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Seorang pendaki asal Colorado, Amerika Serikat (AS) bernama Christopher Kulish dilaporkan meninggal setelah melakukan pendakian dan mencapai puncak Everest pada Senin (27/5). Ia menjadi korban jiwa ke-11 yang harus kehilangan nyawa di gunung tertinggi di dunia itu dalam beberapa pekan terakhir.

Kulish dilaporkan meninggal di sebuah kamp di bawah puncak, setelah turun dari puncak. Hingga saat ini, penyebab pasti kematian pria berusia 62 tahun itu belum diketahui.

Baca Juga

Sebelumnya, Kulish mencapai puncak Everest bersama dengan sekelompok kecil pendaki. Dalam satu pekan terakhir, ratusan pendaki memadati area sekitar puncak di ketinggian 8.850 meter gunung dan harus mengantre.

Dalam sebuah pernyataan, keluarga Kulish mengatakan ia meninggal setelah meraih impiannya untuk mencapai puncak tertinggi di dunia. Selama ini, Kulish juga telah bergabung menjadi anggota 7 Summit Club, yang melakukan pendakian di tiap puncak tertinggi di setiap benua.

“Dia melihat matahari terbit untuk terakhir kalinya dari puncak tertinggi di bumi. Ia dalah pendaki yang hebat dari Colorado dan kami sangat sedih mendengar berita ini,” ujar saudara laki-laki Kulish, Mark dalam sebuah pernyataan dilansir Sky News, Selasa (28/5).

Menurut keterangan, Kulish melakukan pendakian Everest dalam cuaca yang relatif baik atau ideal. Namun, kematiannya serta sejumlah pendaki lainnya dalam beberapa pekan terakhir diyakini akibat rendahnya kadar oksigen di ketinggian.

Akibat rendahnya kadar oksigen di ketinggian tersebut, para pendaki dapat mengalami sakit kepala, muntah, sesak napas, hingga gangguan mental sementara. Kematian Kulish juga menandai jumlah korban tewas terbesar dalam pendakian Everest pada tahun ini sekaligus yang terburuk dalam beberapa dekade.

Sebelumnya, pendaki asal Inggris bernama Robin Haynes Fisher meninggal sekitar 150 meter atau 500 kaki di bawah puncak, sesaat berjalan dari ketinggian tersebut. Kemudian pendaki Amerika lainnya, Don Cash meninggal demikian, serta Kevin Hynes dari Irlandia yang kehilangan nyawa setelah memutuskan kembali sebelum mencapai puncak.

Jumlah kematian yang besar para pendaki di Everest dalam beberapa pekan terakhir diyakini diperburuk oleh rute yang padat menjelang puncak. Seorang pendaki asal Kashmir, India, bernama Rizza Alee mengatakan kepadatan dan antrean panjang di sejumlah titik di gunung tersebut menjadi risiko maut dalam pendakian.

Alee juga mengatakan ia harus membatalkan pendakiannya saat berada di ketinggian yang kurang dari 1.000 meter atau 3.280 kaki karena regulator oksigen yang salah. Sejauh ini, sekitar 5.000 orang telah mendaki puncak Everest dan total 300 tewas di area lereng.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement