Jumat 07 Jun 2019 05:35 WIB

Taman di Sanaa Refleksikan Surga

Untuk membuat desain surgawi itu, unsur air dan tumbuhan harus ada.

Red: Agung Sasongko
Taman kota di Sanaa
Foto: Saba Net
Taman kota di Sanaa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang bertanya, sejak kapan taman-taman indah di Sana ini dibuat? Mackintosh pun mencoba mencari tahu tentang hal ini. Ia bertanya kepada warga dan para penjaga taman. Rupanya, mereka juga tidak tahu sejarah taman-taman itu. Bahkan, para sejarawan Yaman pun terkesan abai akan keberadaan taman-taman tersebut.

Sebuah tulisan yang dibuat Qadi Muhammad al-Hajari pada 1942 mungkin bisa menjadi rujukan. Dalam tulisan itu al-Hajari menyebut, pada masa lalu Sana adalah wilayah yang sangat miskin air bersih, bahkan untuk sekadar berwudhu. Pada 1526-1527, tulis al- Hajari, Sana'a di bawah pemerintahan Imam al-Mutawakkil  'alallah Sharaf al-Din Yahya pernah diserang wabah penyakit.

Sejak itulah, penguasa dan rakyat setempat menyadari akan pentingnya membuat kebun dan taman untuk menanam berbagai macam tumbuhan yang dapat dijadikan obat-obatan. Mulanya, taman dan kebun banyak dibuat di sekitar masjid. Hal ini karena masjid mempunyai sumber air yang dapat digunakan pula menghidupi tetumbuhan di taman.

Masjid pertama di Sana diyakini dibangun atas perintah Nabi Muhammad SAW. Masjid itu berada di samping Istana Ghumdan, sebuah bangunan megah di pusat Kota Kuno Sana'a. Hingga saat ini, masjid itu masih ada, sementara Istana Ghumdan kabarnya sudah dihancurkan pada abad ketujuh. Namun, tidak demikian dengan taman-taman yang berada di sekitar masjid.