REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengantisipasi rumah kosong yang ditinggal saat mudik Lebaran di setiap wilayah Ibu Kota. Menurut Wali Kota Jakarta Selatan Marullah, dalam rapat pimpinan (rapim) Selasa (28/5), gubernur menginstruksikan soal pengamanan pada Hari Raya Idul Fitri.
"Mudah-mudahan aman. Tadi kita baru rapim dengan Pak Gubernur memang ada petunjuk soal pengamanan itu yang akan kita lakukan," ujar Marullah saat dihubungi, Selasa (28/5).
Ia menjelaskan, Pemprov DKI akan menyiapkan teknis yang isinya imbauan-imbauan kepada masyarakat saat mudik. Pemprov DKI juga bakal menyiapkan kantong parkir untuk menitipkan kendaraan pribadi di kantor-kantor pemerintahan, seperti kelurahan, kecamatan, dan kantor wali kota.
Marullah menuturkan, masyarakat diimbau berkomunikasi dengan tetangga ketika hendak pulang kampung. Apabila ingin menitipkan rumah, harus menginformasikan tetangga atau orang terdekat di sekitar.
Selanjutnya, warga harus memastikan segala sesuatu yang ditinggal aman dan terkendali. Misalnya, pintu rumah sudah dikunci, sumber listrik diamankan, kompor gas, dan alat elektronik lainnya sudah aman atau dalam keadaan tak beroperasi sesuai standarnya.
Marullah mengatakan, hal itu sudah disosialisasikan dari tahun ke tahun yang efektif diterapkan masyarakat. Lebih lanjut, pengumuman itu akan disampaikan ke masyarakat setelah berkoordinasi lebih perinci.
Ia memaparkan, terkait pengamanan lingkungan dilakukan sesuai standar dengan kegiatan patroli. Terlebih, pengamanan pun lebih intens di daerah-daerah yang teridentifikasi rawan.
Pengamanan juga melibatkan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) dengan sistem keamanan keliling (siskamling). "Kita sih sudah minta kepada lurah untuk mengimbau kepada RT, RW menjaga keamanan ketertiban biasa. Itu tadi menghidupkan kembali siskamling dan ronda," kata Marullah.
Sementara itu, Kepala Satpol PP DKI Jakarta Arifin mengatakan, pihaknya tetap berpatroli dari tingkat kelurahan, kecamatan, dan wali kota, termasuk pengamanan saat malam takbiran.
"Supaya diharapkan jangan sampai ada yang malam takbiran keliling akhirnya kecelakaan akhirnya enggak jadi Lebaran. Saya saranin takbirannya di masing-masing mushala, masjid, tempat-tempat ibadah," kata Arifin.
Ia menambahkan, ada syarat untuk menitipkan kendaraan pribadi di tempat pemerintahan. Di antaranya warga yang bertempat tinggal di sekitarnya, kemudian mengisi formulir yang harus diisi di kelurahan ataupun kecamatan.
Untuk penjagaannya, lanjut Arifin, tak hanya petugas Satpol PP, tetapi juga petugas dari kelurahan dan kecamatan yang bertugas mengamankan lingkungan sekitarnya. "Ada pegawai kelurahannya juga, di kelurahan ada binmasnya juga, babinsanya juga sama, dijaga 24 jam," ujar dia.
Selain itu, Arifin menegaskan, diskotek di Ibu Kota harus tutup saat malam takbiran dan beberapa hari Lebaran. Hal itu sudah diinstruksikan melalui surat edaran Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta.
"Kan Lebaran dua hari tuh, 5-6 Juni. Berarti sebelum tanggal 5 Juni, tanggal 4 Juninya sudah ditutup, wajib. Tanggal 5, 6, 7 Juni tutup. Dalam surat edaran Kepala Dinas Pariwisata ada itu," kata dia.
Menurut Arifin, Ramadhan ini masih dalam suasana kondusif dan terkendali. Diskotek-diskotek yang ada di Jakarta saat wajib tutup telah menaatinya. Kemudian, Satpol PP juga akan menyisir ke tempat pemakaman umum (TPU).
Sebab, kata dia, saat Lebaran banyak warga yang berziarah. Sehingga ada pula pengemis yang akan menyerbu tempat-tempat ramai seperti itu. "Ada yang ke TPU-TPU juga. Nanti Satpol PP membantu agar bagaimana suasana di TPU tidak semerawut tidak terganggu tertib, teratur," kata Arifin.