REPUBLIKA.CO.ID, IDLIB -- Serangan militer rezim pemerintahan Suriah di bawah Bashar al-Assad dan sekutunya pada Senin (27/5) kemarin, dilaporkan menyebabkan 17 warga sipil meninggal dunia dan 35 lainnya cedera di daerah yang dikuasai oposisi di Provinsi Idlib utara Suriah. Hal ini disampaikan Badan Pertahanan Sipil Suriah, White Helmets.
Dilansir dari Anadolu Agency, Selasa (28/5), laporan White Helmets menyebutkan bahwa, pesawat-pesawat perang rezim pemerintahan tersebut menyerang bagian-bagian permukiman di Idlib selatan, termasuk kota-kota Maarret al-Numan dan Maarrat Hurma.
Rezim Suriah dan kelompok-kelompok milisi yang didukung Iran dilaporkan melakukan beberapa serangan, baik melalui udara maupun darat, di Distrik Khan Shaykhun, Khirbat Abidin, Ash Shaykh Mustafa, Muqayyar, Kafr Zayta, dan Ltamenah.
Tim-tim pertahanan sipil prihatin bahwa jumlah korban jiwa akan meningkat ketika upaya pencarian dan penyelamatan sedang berlangsung. Sekitar 1,5 juta orang saat ini tinggal di Idlib, sekitar setengahnya telah mengungsi dari bagian lain negara itu.
Turki dan Rusia sepakat pada September lalu untuk mengubah Idlib menjadi zona deeskalasi di mana tindakan agresi akan secara tegas dilarang. Namun, rezim Suriah, secara konsisten melanggar ketentuan gencatan senjata, dan meluncurkan serangan di dalam zona deeskalasi itu.