REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia akan mengirim kembali hampir 3.000 metrik ton sampah plastik yang tidak dapat didaur ulang ke Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Inggris. Langkah ini dilakukan dalam upaya menghindari penempatan Malaysia sebagai tempat pembuangan bagi negara-negara kaya.
Menteri Lingkungan Hidup Malaysia, Yeo Bee Yin mengatakan, 60 kontainer berisi tumpukan limbah yang terkontaminasi diselundupkan dalam perjalanan ke fasilitas pemrosesan ilegal di Malaysia. Diketahui, limbah tersebut akan dikirim kembali ke negara asalnya.
Yeo mengatakan, Malaysia, dan banyak negara berkembang lain, kini telah menjadi target baru impor sampah plastik. Pada tahun lalu, China mulai memblokade akses masuk impor tersebut.
"Malaysia tidak akan menjadi tempat pembuangan bagi dunia. Kita akan melawan balik. Meskipun kita adalah negara kecil, kita tidak bisa diganggu oleh negara-negara maju," kata Yeo dalam konferensi pers, seperti dikutip Aljazeera, Selasa (29/5).
Sepuluh kontainer berisi limbah plastik rencananya akan dikirim kembali dalam waktu dua pekan mendatang. Barang-barang yang ditampilkan Yeo, antara lain kabel dari Inggris, karton susu yang terkontaminasi dari Australia, limbah keping CD dari Bangladesh, serta sampah elektronik dari sejumlah negara maju.