Rabu 29 May 2019 03:06 WIB

Produk Roti di Amerika Serikat Masih Gunakan Zat Berbahaya?

ACA dan Kalium Bromat diketahui masih dipakai di pabrik pangan di AS

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Hasanul Rizqa
Roti (Ilustrasi)
Foto: Womensrunning
Roti (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Warga Amerika dinilai cukup berhati-hati terhadap kandungan pangan yang mereka konsumsi. Akan tetapi, ternyata masih ada perusahaan di Amerika Serikat (AS) yang menggunakan bahan kimia berbahaya untuk melengkapi komposisi produknya.

Misalnya, bahan kimia seperti Kalium Bromat alias Potasium Bromat (KBraO3). Zat tersebut di AS menjadi bahan pengembang roti di sejumlah pabrikan. Padahal, Kalium Bromat memiliki risiko merusak ginjal bila dikonsumsi manusia.

Baca Juga

Selain itu, ada pula Azodicarbonamide (ACA), yakni bahan kimia yang kerap dijumpai dalam gelembung busa atau plastik seperti vinil. ACA juga digunakan untuk memutihkan dan meragi adonan di pabrik-pabrik roti di AS. Padahal, zat ini bila masuk ke tubuh manusia dapat memicu kanker.

Salah satu perusahaan roti yang diketahui masih menggunakannya adalah Pillsbury. Dilansir The Guardian, perusahaan ini mengaku menggunakan ACA sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan Otoritas Makanan dan Obat-obatan Federal (FDA) Amerika Serikat. FDA memang menganggap bahan kimia tersebut sebagai Gras atau aman dikonsumsi.

FDA memberikan batasan takaran ACA dalam adonan roti, yakni hanya 45 bagian per sejuta. FDA mengatakan jumlah itu membuat risiko paparan produk sampingan beracun dapat diminimalikan.

Meski begitu, ahli toksikologi medis dari University of Pittsburgh, Ryan Marino mengatakan, pembatasan itu tidak akan menghilangkan potensi risiko ACA

"Jika (zat tambahan) benar-benar merupakan karsinogen (zat penyebab kanker) pada manusia, maka tidak ada jumlah yang akan dianggap aman," kata Marino seperti dilansir The Guardian, Rabu (29/5).

Menurut Marino, alasan masih adanya perusahaan yang menggunakan bahan kimia berbahaya adalah kurangnya pengawasan.

FDA sendiri diketahui tidak meninjau setiap zat yang masuk ke dalam makanan. Sebagai gantinya, perusahaan dapat merekrut dan mengandalkan ahli sendiri untuk menentukan apa saja bahan yang aman dan yang tidak.

ACA, pertama kali ditemukan sekitar 1959, baru tiga tahun kemudian bahan kimia itu masuk sebagai bahan tambahan roti. Pada tahun 1980, muncul kekhawatiran yang datang dari roti yang mengandung ACA ketika dipanaskan atau dipanggang.

ACA akan terurai menjadi dua bahan kimia, yaitu semicarbazide dan urethane. Departemen Kesehatan AS menjelaskan, Urethane diantisipasi sebagai karsinogen pada manusia, sementara semicarbazide terbukti sebagai toksisitas (perusak seluruh organisme tubuh) pada beberapa hewan, tetapi belum pada manusia.

Meski begitu, FDA mengatakan kepada The Guardian, konsumen tidak punya alasan untuk khawatir. Karena semua zat tambahan makanan diatur dengan hati-hati oleh otoritas federal dan berbagai organisasi internasional, untuk memastikan bahwa makanan itu aman untuk dimakan dan diberi label secara akurat.

“Sebagai bagian dari keseluruhan komitmen FDA untuk memastikan keamanan pasokan makanan, agensi tersebut menggunakan proses berbasis sains yang luas untuk mengevaluasi keamanan bahan tambahan makanan. FDA juga terus memantau ilmu tentang bahan-bahan makanan dan siap untuk mengambil tindakan yang tepat jika ada masalah keamanan," papar juru bicara FDA saat dihubungi The Guardian.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement