REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA -- Dua tahun lalu, Kenye West didiagnosis mengidap bipolar. Ia pun mendapat perawatan dari dokter kesehatan mental.
Dari situlah, ia merasa memiliki pengalaman kurang enak dengan dokter. Dilansir Aceshowbiz pada Rabu (29/5), West menilai, perlakuan dokter kesehatan mental kerap kali justru memperburuk kondisi pasien.
Oleh karena itu, West mendesak agar dokter dapat lebih berhati-hati dalam melakukan perawatan kesehatan mental. Saat mengalami persoalan kesehatan mental, penyanyi rap berusia 41 tahun tersebut terpaksa harus membatalkan serangkaian jadwal konser.
Kini, dalam sembilan bulan terakhir, suami dari Kim Kardashian itu telah sudah pulih dan tidak lagi menjalani proses pengobatan. Dalam sebuah talkshow di Netflix, ia pun sempat menyampaikan kondisinya saat mengalami bipolar.
"Saat mengalaminya, saya menjadi sangat paranoid terhadap segala hal dan menganggap semua hal adalah konspirasi,” kata penyanyi "Stronger" itu.
Saat itu, West pun merasa pemerintah memasang sebuah chip dalam kepalanya dan merekam semua yang ia alami. Tak hanya itu, ia pun sempat merasa bahwa semua orang ingin membunuhnya.
Episode bipolar membuat West tak percaya kepada siapapun pada akhir 2017. Ia merasa, dokter harus melakukan perawatan secara lebih hati-hati karena ia sempat diborgol dan ditempatkan di tempat tidur serta dipisahkan dari orang yang ia kenal.
Namun, di satu sisi, West bersyukur ia tidak terlalu mengalami ketergantungan dengan obat yang diresepkan untuknya. Ia sudah lepas obat selama sembilan bulan terakhir dan dapat mencermati dengan jelas apa yang dialaminya semasa perawatan.
"Persoalan kesehatan mental yang saya alami sepertinya adalah versi mewah, sementara orang yang menderita skizofrenia biasanya sangat bergantung pada obat dan tak bisa berfungsi tanpanya,” ujarnya.