REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor dan komedian tunggal Bene Dion Rajagukguk memulai debut penyutradaraan film panjang lewat Ghost Writer. Pada awal produksi film, Bene banyak mendapat pelajaran dari aktor dan sutradara senior Slamet Rahardjo Djarot.
Bene mengatakan Slamet semula menyetujui keterlibatannya karena mengira Ghost Writer diarahkan oleh Ernest Prakasa. Padahal, dalam film drama horor komedi itu Ernest menjadi produser bersama Chand Parwez Servia.
"Jiper juga, begitu beliau (Slamet) datang reading sempat saya diledek-ledekin, sudah kayak diospek, pengen nangis," kata pria 29 tahun itu.
Untungnya, kondisi demikian hanya dijumpai Bene pada saat pembacaan naskah. Setelah Bene berjanji kepada Slamet akan terus belajar soal penyutradaraan, sang aktor senior bekerja sama dengan baik selama 20 hari pengambilan gambar.
Dari pengalamannya mengarahkan Ghost Writer, kelahiran Dolok Masihul Sumatra Utara itu belajar banyak hal. Menurut dia, hal paling sukar bukan persoalan teknis tetapi manajemen manusia. Bene sempat meminta Ernest mendampinginya di lokasi selama beberapa hari karena kurang percaya diri.
Mengerjakan film dengan banyak elemen membuat Bene grogi dan sangat berhati-hati. Dia sekaligus gembira bisa bekerja sama dengan para aktor dan aktris profesional lintas generasi serta kru yang sangat memahami keinginan dalam benaknya.
Sebelum ini, Bene beberapa kali menjadi pemeran, konsultan komedi, dan penulis skenario untuk sejumlah film. Dia pun mengarahkan serial televisi Cek Toko Sebelah bersama Ernest Prakasa dan Arie Kriting.
Bene berharap genre baru besutan rumah produksi Starvision itu menjadi sajian segar untuk industri film Tanah Air. Menurut Bene, Ghost Writer adalah proyek eksperimental karena kombinasi genre serupa masih jarang dijumpai di Indonesia.
Bene tidak memiliki banyak referensi dari dalam negeri, namun dia merumuskan formula horor, komedi, dan drama dengan rujukan film Thailand rilisan 2013, Pee Mak. Ghost Writer bakal tayang serentak di bioskop mulai 4 Juni 2019.
"Semoga film ini tidak hanya membuat tertawa dan takut, tetapi juga meninggalkan kesan dan kenangan yang tidak mudah menguap," kata alumnus Jurusan Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta tersebut.