REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Solo memberikan santunan kepada tukang becak dan pedagang kaki lima (PKL) yang mangkal di sekitar rumah sakit. Selain itu PKU Muhammadiah juga memberikan santunan untuk tukang bangunan yang bekerja di rumah sakit tersebut. Pemberian santunan dilaksanakan dalam acara buka bersama di Aula Baitul Hikmah RS PKU Muhammadiyah Solo, Rabu (29/5).
Wakil Direktur Umum RS PKU Muhammadiyah Solo, Agus Thontowi Mahdi, mengatakan, pemberian santunan kepada tukang becak dan PKL tersebut merupakan kegiatan rutin RS PKU Solo yang digelar setiap tahun. Kegiatan yang dilaksanakan berupa tausiyah atau pengajian, dilanjutkan sholat magrib berjamaah, makan bersama, kemudian pengambilan bingkisan sebekum pulang.
"Di samping kami memberi siraman rohani, kami juga memberikan bingkisan kepada mereka, juga kaos atau seragam untuk PKL dan tukang becak," kata Agus Thontowi saat ditemui Republika.co.id di sela-sela acara.
Jumlah tukang becak, PKL dan tukang bangunan yang diundang sekitar 130 orang. Pendataan dilakukan kepada tukang becak dan PKL yang yang mangkal di depan RS PKU Solo.
Kegiatan tersebut tujuan utamanya untuk silaturahim. Selain itu juga untuk mengenalkan rumah sakit kepada para tukang becak dan PKL. "Mereka kalau ditanya pengunjung harus tahu UGD ada dimana. Mereka dilibatkan kegiatan dasar rumah sakit," kata dia.
Menurutnya, kegiatan tersebut merupakan putaran ketiga. Dua kegiatan sebelumnya masing-masing melibatkan civitas rumah sakit dan masyarakat lingkungan sekitar rumah sakit.
Agus Thontowi menambahkan, kegiatan Ramadhan di RS PKU Solo hampir sama dari tahun ke tahun. Namun, tahun ini manajemen fokus pada peningkatan kualitas. Kegiatan yang dilaksanakan berupa pengajian bagi pimpinan dan pejabat struktutal setiap Selasa dan Sabtu selama Ramadhan. Tahun-tahun sebelumnya, pembicara yang dihadirkan dari lokal Solo, tetapi tahun ini pembicara dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Seorang tukang becak, Sutrisno (51), mengaku setiap tahun mengikuti kegiatan pemberian santunan dari RS PKU Solo. Warga asal Mondokan, Sragen, tersebut sehari-hari mengayuh becak dan menjaga parkir di sekitar RS PKU Solo. Dia mengaku mangkal di RS PKU sejak tahun 1985.
Sutrisno merasa bersyukur mendapatkan santunan dari RS PKU Solo. Selain itu, dia juga mengaku mendapat pengalaman dari kegiatan santunan yang digelar setiap tahun. "Rumah sakit ini peduli dengan orang kecil, masyarakat diikutsertakan kegiatan. Mudah-mudahan mendapat balasan dari Allah," ucapnya.