Jumat 31 May 2019 04:55 WIB

Idul Fitri, Momentum Rajut Kembali Persatuan

Idul Fitri mengajak umat Muslim membersihkan diri dari segala penyakit hati.

Rep: MUHYIDDIN, ZAHROTUL OKTAVIANI/ Red: Elba Damhuri
Idul Fitri Ilustrasi
Foto: Republika/Wihdan
Idul Fitri Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriyah tinggal hitungan hari. Masyarakat, khususnya umat Islam, diingatkan untuk menjadikan Idul Fitri sebagai momentum mempererat tali silaturahim dan merajut kembali persatuan.

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Marsudi Syuhud berpesan kepada umat Islam untuk melakukan halal bi halal saat Idul Fitri nanti. Menurut dia, halal bi halal dapat mengurangi ketegangan-ketegangan yang terjadi selama pelaksanaan Pemilu serentak 2019.

Baca Juga

Manusia sebagai makhluk sosial, kata dia, pasti pernah melakukan hal-hal yang menimbulkan kebencian dalam diri orang orang lain. “Menjelang Idul Fitri ini, kita hendaknya membuka hati, utamanya dalam memberikan dan meminta maaf kepada orang lain," kata Marsudi, Kamis (30/5).

Ketua Umum Rabithah Alawiyah Habib Zen Umar bin Smith mengajak umat Muslim membersihkan diri dari segala penyakit hati. Tentunya, juga memaksimalkan 10 hari terakhir bulan Ramadhan untuk beribadah kepada Allah SWT. "Kita juga perlu merenung serta membuat evaluasi diri atau mukhasabah," ujarnya.

Habib Zen mengatakan, evaluasi diri perlu dilakukan seluruh umat. Tujuannya, agar pandangan seseorang tidak hanya tertuju pada urusan-urusan yang bersifat duniawi. Umat mesti berhenti menyebarkan tuduhan maupun ujaran kebencian yang menimbulkan kegaduhan dan permusuhan bangsa.

Ia mengingatkan, mereka yang berbuat keburukan tersebut merupakan orang-orang yang merugi. Seorang mukmin, kata Habib Zen, juga mesti bisa mengingatkan dengan cara dan adab yang santun.

"Jangan lupa semua perbuatan akan dipertanggungjawabkan kepada Allah yangg Maha Kuasa. Hati adalah sumber dari segala tindak tanduk manusia. Karenanya bersihkanlah diri dari segala penyakit hati," Habib Zen menjelaskan.

Habib Zen mengatakan, Allah Maha Pemaaf dan akan mengampuni dosa hambanya. Namun, jika seseorang menyakiti sesama saudara, maka Allah tidak akan mengampuni dosa itu sebelum yang bersangkutan memaafkannya.

Oleh karena itu, ia sangat berharap semua umat Islam memiliki semangat untuk saling memaafkan, mempererat silaturahim, saling menebar kasih sayang, dan menghormati pendapat masing-masing.

"Janganlah kita terseret pada perpecahan yang akhirnya akan membawa kerugian pada kita semua," ucapnya.

Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis) Ustaz Jeje Zaenudin menyerukan hal serupa. Ia mengajak seluruh masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam, kembali merajut persatuan dan kesatuan.

“PP Persis mengharapkan agar suasana kesatuan, persatuan itu kembali utuh menjelang Hari Raya Idul Fitri dan seterusnya,” kata Ustaz Jeje, kemarin.

Persatuan perlu dirajut lagi mengingat masyarakat Indonesia terpecah menjadi dua kubu selama pelaksanaan Pemilu serentak 2019. Ustaz Jeje meminta kedua kubu untuk melakukan rekonsiliasi nasional.

“Perlu ada rekonsiliasi nasional pasca-Pemilu, walaupun tentu saja proses gugatan peradilan di MK terus berjalan sesuai dengan agenda. Tapi harus disikapi dengan tenang, bijak, dan yakin atas indenpedensi MK,” ucap Ustaz Jeje.

Hal yang tak kalah penting, kata Ustaz Jeje, umat Islam harus memaksimalkan ibadahnya pada 10 hari terakhir Ramadhan agar bisa meraih malam Lailatul Qadar. Untuk meraihnya, menurut dia, masyarakat juga harus selektif dalam menerima dan menyebarkan informasi.

“Masing-masing pribadi harus semakin selektif di dalam menerima informasi dan menyebarkannya, karena ini juga secara spiritual mempengaruhi kualitas ibadah Ramadhan kita,” kata Ustaz Jeje.

Dia menambahkan, jika masyarakat tidak hati-hati dalam menerima informasi, maka akan sangat rentan terpengaruh dengan pihak-pihak yang sengaja ingin memprovokasi. “Kita harus bisa menjaga kekhidmatan ibadah puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri,” katanya.

Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia UI KH Cholil Nafis berharap masyarakat pada saat Hari Raya Idul Fitri nanti dapat benar-benar kembali kepada fitrahnya. "Mereka yang pulang kampung atau mudik datang kepada orang tua untuk sungkem dan meminta maaf, juga bersilaturahimlah dengan sanak saudara," katanya.

KH Cholil mengatakan, bersalaman merupakan ajaran nabi. Sebab, jika ada dua muslim bertemu dan bersalaman, maka Allah akan memaafkan dosa mereka sebelum berpisah.

(ratna ajeng tejomukti ed: satria kartika yudha)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement