Jumat 31 May 2019 23:36 WIB

Turki Bantah Pengiriman Peluru Kendali S-400 Rusia Tertunda

Ankara menegaskan pengiriman sistem pertahanan S-400 dari Rusia sesuai rencana.

Rusia mempercepat pengiriman sistem pertahanan rudal pesanan Turki.
Foto: republika
Rusia mempercepat pengiriman sistem pertahanan rudal pesanan Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Jadwal pengiriman sistem pertahanan peluru kendali S-400 dari Rusia ke Turki sudah sesuai rencana. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Hami Aksoy pada Jumat (31/5). Ia menepis laporan-laporan bahwa Ankara sedang mengevaluasi penundaan pengiriman sistem tersebut sebagai pertimbangan atas kekhawatiran Amerika Serikat.

Pembelian sistem buatan Rusia itu oleh Turki telah meningkatkan ketegangan dengan AS, sekutu Turki di NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara). AS menyatakan, sistem pertahanan jenis itu tidak sesuai dengan jejaring pertahanan aliansi tersebut serta bisa mengancam jet-jet tempur siluman F-35, yang akan diterima Turki.

Sejak itu, Ankara mengusulkan pembentukan kelompok kerja untuk mengkaji kekhawatiran AS tapi belum mendapat tanggapan dari Washington mengenai usul tersebut. AS telah memperingatkan kemungkinan akan memberlakukan sanksi jika Turki masih tetap ingin melanjutkan kesepakatan pembelian S-400.

Ketika berbicara kepada para wartawan di Singapura, penjabat Menteri Pertahanan AS Patrick Shanahan mengatakan ia tidak tahu-menahu tentang kelompok kerja itu. Namun, telah berbicara dengan rekan sejawatnya dari Turki pekan lalu dan mereka membuat kemajuan dalam pembahasan.

Pada Selasa, sumber-sumber Reuters mengatakan, AS serius mempertimbangkan penangguhan pelatihan bagi para pilot Turki mengenai jet-jet F-35 buatan Lockheed Martin karena Ankara memutuskan untuk melanjutkan perjanjian pengadaan S-400. Ketika ditanya apakah keputusan sudah dibuat untuk memulangkan pilot-pilot Turki ke negaranya, Shanahan mengatakan Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar ingin bertemu guna membahas rencana ke depan.

"Mereka mitra strategis jadi saya tidak ingin mengambil tindakan saling balas dengan mitra strategis," kata Shanahan.

"Dia dan saya harus menyepakati rencana itu berjalan. Saya tidak ingin hanya menelpon dia dan mengatakan, minta warga Anda untuk pulang, itu bukan cara yang terhormat antara dua mitra strategis."

Shanahan menambahkan, sikapnya tidak berubah dengan rasa hormat kepada pembelian S-400 oleh Turki dan Ankara sebaiknya tidak memperoleh F-35 jika mereka masih berurusan dengan itu. Turki mengatakan bahwa, sebagai anggota NATO, pihaknya tidak menimbulkan ancaman kepada AS dan sanksi-sanksi sebaiknya jangan diberlakukan.

Pada Senin, stasiun penyiaran Haberturk melaporkan, bahwa pengiriman S-400 mungkin tidak akan dilakukan pada Juni, seperti yang sebelumnya disebutkan Turki, namun menambahkan bahwa menambahkan persetujuan sudah dibuat. Aksoy mengatakan, pengadaan sistem S-400 berlanjut sesuai jadwal dan tawaran soal pembentukan kelompok kerja itu masih berlaku.

"Laporan-laporan di beberapa media mengenai evaluasi Turki yang menangguhkan pengadaan S-400 atas permintaan AS tak mencerminkan kebenaran," kata dia dalam pernyataan. "Proses untuk memperoleh S-400 dari Rusia masih berlanjut sesuai rencana."

sumber : Antara/Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement