REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menegaskan bahwa kemakmuran umat harus menjadi prioritas dan fokus kerja sama Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dalam 50 tahun ke depan. Menlu Retno menyampaikan prioritas tersebut sebagai salah satu dari tiga visi ke depan OKI menjadi kekuatan perdamaian dan kemakmuran.
Hal itu disampaikan Retno saat menjadi Utusan Khusus Presiden Joko Widodo pada Konferensi Tingkat Tinggi ke-14 OKI di Makkah, Sabtu (1/6). "Kerja sama di bidang pembangunan adalah hal penting yang harus menjadi agenda OKI ke depan. Kerja sama untuk mencapai agenda pembangunan berkelanjutan dan Program Aksi OKI 2025 harus menjadi agenda umat ke depan," kata Retno dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Negara Islam memiliki potensi yang luar biasa dengan 70 persen energi dunia dikuasai oleh negara OKI. Sebanyak 40 persen sumber daya alam dunia dimiliki oleh negara OKI. Anggota OKI juga memiliki deviden demografi, meskipun berbagai potensi yang dimiliki penduduk negara OKI yang berjumlah 1,8 miliar jiwa hanya berkontribusi 8,25 persen dari total PDB dunia pada 2017.
Visi kedua yang disampaikan Indonesia adalah agar OKI terus memperkuat persatuan antarnegara anggotanya. Menurut Retno, konflik dan perbedaan yang terjadi diantara negara OKI hanya akan memperlemah kekuatan OKI. Perbedaan ini sejak dahulu bukan saja memperlemah kemampuan OKI dalam mengantisipasi tantangan yang dihadapi, namun juga telah memperlemah kredibilitas OKI.
"Memperkuat rasa saling percaya dan dan persatuan antara negara OKI adalah hal yang krusial," tutur dia.
Sedangkan visi ketiga, yakni Indonesia mendorong OKI untuk melipatgandakan dukungan bagi Palestina, terkait masa depan negara tersebut yang tampak semakin suram. Kekerasan masih terjadi di Palestina dan korban rakyat sipil masih berjatuhan. Pembangunan pemukiman ilegal di tanah Palestina juga terus berlanjut. Di saat yang sama, rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah belum juga terwujud.
"Negara OKI harus bersatu untuk mendukung Palestina, Jangan sampai rakyat Palestina semakin terpuruk," kata Retno.
Menyikapi adanya proposal perdamaian konflik Palestina-Israel saat ini, Retno menyampaikan proposal tersebut harus memenuhi tiga kriteria. Ketiga kriteria tersebut, yaitu inklusifitas (melibatkan pihak yang bertikai), komprehensif (tidak mengorbankan hak-hak politik Palestina), dan menghormati parameter yang telah disepakati secara internasional.
Di sela-sela KTT OKI ke-14, Menlu Retno bertemu dan melakukan kunjungan kehormatan dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani untuk membahas peran Indonesia dalam proses bina damai di Afghanistan. Di awal pertemuan, Presiden Ghani mengucapkan selamat atas terpilihnya kembali Presiden Joko Widodo.
Dalam kesempatan tersebut, Menlu Retno menyampaikan Indonesia akan menggelar pertemuan Indonesia-Afghanistan Women Conference for Peace, yang mendukung peran perempuan sebagai motor dan agen perdamaian di Afghanistan. Selain itu, Indonesia juga akan menggelar pertemuan kedua Trilateral Ulema Conference di Indonesia dalam waktu dekat.
KTT ke-14 OKI di Mekkah menghasilkan dua dokumen hasil, yaitu Final Communique dan Resolusi Palestina yang berisi posisi bersama dunia Islam terhadap isu-isu global yang dihadapi dan pengukuhan dukungan bersama terhadap perjuangan rakyat Palestina.