Sabtu 01 Jun 2019 19:51 WIB

Gunakan Jalur Alternatif Hindari Kemacetan di Bukittinggi

Terdapat sejumlah jalur alternatif yang dapat dimanfaatkan pemudik.

Kendaraan pemudik melintas di ruas jalan Padang - Bukittinggi, di Silaiang, Padangpanjang, Sumatera Barat, Sabtu (1/6/2019). Ribuan kendaraan pemudik dari berbagai daerah mulai berdatangan di provinsi itu, sementara arus mudik Lebaran terpantau lancar.
Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Kendaraan pemudik melintas di ruas jalan Padang - Bukittinggi, di Silaiang, Padangpanjang, Sumatera Barat, Sabtu (1/6/2019). Ribuan kendaraan pemudik dari berbagai daerah mulai berdatangan di provinsi itu, sementara arus mudik Lebaran terpantau lancar.

REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Kepolisian Resor Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, menyebutkan terdapat sejumlah jalur alternatif yang dapat dimanfaatkan pemudik yang menggunakan kendaraan bermotor. Jalur alternatif ini untuk menghindari kemacetan di titik masuk kota tersebut.

"Sudah ada petugas kami di lapangan yang akan mengarahkan pengendara menuju jalur alternatif jika jalan di titik masuk menuju Bukittinggi sudah padat," kata Kaur Bin Ops Satuan Lalu Lintas Polres Bukittinggi Iptu Saherman di Bukittinggi, Sabtu (1/6).

Baca Juga

Pintu masuk Bukittinggi dari arah Padang, yaitu Padang Luar adalah salah satu titik kemacetan. Sebab, adanya aktivitas pasar dan pertemuan kendaraan dari beberapa daerah di Simpang Padang Luar.

Untuk menghindari lokasi tersebut, pengendara dapat mengambil jalan belok ke kanan setelah Pasar Koto Baru menuju Sungai Pua. "Dari jalan itu pengendara juga bisa keluar di Simpang Tanjung Alam lalu belok kanan jika ingin meneruskan perjalanan ke Payakumbuh," katanya.

Sementara kendaraan dari Bukittinggi menuju Padang dapat melalui jalur Malalak, yaitu belok ke kanan di Simpang Padang Luar. Namun, jalur ini hanya digunakan untuk kendaraan roda empat dan dua karena karena kondisi jembatan di kilometer 25 dikhawatirkan tidak memungkinkan terus-menerus dilewati kendaraan dengan muatan berat.

Untuk penggunaan jalur Malalak, pihaknya sudah pasang rambu-rambu dan imbauannya termasuk di jalur menuju Malalak dari perbatasan Pariaman. "Jika kondisi cuaca sedang tidak bagus, semua kendaraan tidak dianjurkan lewat Malalak karena di jalur tersebut termasuk rawan longsor," jelasnya.

Kemudian jalur di Palupuh ia mengatakan terdapat jalan terban sepanjang sekitar 10 meter namun dipastikan dapat dilalui oleh semua jenis kendaraan. Di jalur ini, jika pengendara dari arah Medan ingin menuju Limapuluh Kota dapat mengambil jalan menuju Pasia Laweh namun kondisinya kurang bagus ketika memasuki wilayah Pagadih.

Sementara untuk kondisi kemacetan yang diakibatkan oleh aktivitas pasar, kepolisian setempat berkoordinasi dengan pemangku kepentingan di daerah untuk mengatur aktivitas di pasar agar tidak sampai masuk ke jalan dan mengganggu lalu lintas. "Personel kepolisian akan berjaga di titik-titik rawan macet tersebut untuk membantu mengarahkan para pengemudi," tuturnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement