Ahad 02 Jun 2019 01:27 WIB

SBY Ceritakan Saat-Saat Terakhir Bu Ani

Selama 2 hari 2 malam SBY menemani Ani Yudhoyono untuk berjuang melawan kanker ganas.

Peti Jenazah Ani Yudhoyono. Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono bersama anak-anaknya mendarat di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Sabtu (1/6).
Foto: Republika
Peti Jenazah Ani Yudhoyono. Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono bersama anak-anaknya mendarat di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Sabtu (1/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menceritakan kondisi terakhir Ibu Negara RI Periode 2004-2014 Kristiani Herrawati atau Ani Yudhoyono. Bu Ani meninggal di National University Hospital (NUH), Singapura, pada Sabtu (1/5) siang.

"Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Bapak Presiden Jokowi beserta istri dan hadirin sekalian yang bersedia datang untuk menyampaikan rasa duka atas meninggalnya istri saya tercinta, Ani Yudhoyono," kata SBY di kediamannya, di Puri Cikeas, Bogor, Sabtu (1/6) malam.

Baca Juga

Pernyataan itu disampaikan SBY di hadapan Presiden Jokowi yang datang bertakziah untuk mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya Ani Yudhoyono.

SBY menjelaskan, memang benar sekitar tiga pekan lalu, sebelum kondisi kritis, perkembangan kesehatan Ani sangat positif, bahkan ada harapan bisa disembuhkan.

Saat itu, menurut SBY, tim dokter mengatakan sel-sel kanker dalam tubuh Ani menurun secara tajam. Sehingga, hal itu membuat pihak keluarga bersyukur dan berharap agar penyakit kanker darah Ani bisa disembuhkan. "Namun Allah menetapkan lain, tiga hari lalu tiba-tiba ada ledakan sel-sel kanker yang sebelumnya sudah dilumpuhkan, namun meningkat sangat tajam, ini membuat tim dokter kewalahan sehingga masuk ICU dengan perlakuan khusus," ujarnya.

SBY mengatakan, dirinya selama dua hari dua malam menemani Ani Yudhoyono untuk berjuang melawan kanker ganas. Menurut dia, perawat di NUH mengatakan bahwa Ani Yudhoyono merupakan perempuan yang kuat karena semestinya sudah kembali kepada Yang Maha Kuasa karena kerasnya hantaman kanker yang menyerang berbagai organ tubuh, namun masih tetap bisa bertahan.

SBY menambahkan, sampai satu jam sebelum dipanggil, dirinya sampaikan kepada Ibu Ani dengan kata-kata indah, saat itu dibius total sehingga tidak mudah berkomunikasi, namun SBY melihat pelupuk mata istrinya ada titik-titik air mata.

"Karena mungkin orang-orang yang disayangi itu masuk dalam hati dan pikirannya. Kami katakan ''memo, kami semua ada di sini'', air mata yang jatuh adalah air mata cinta, air mata sayang," katanya.

SBY mengatakan, wajah Ibu Ani terlihat bahagia dan rileks dan beberapa saat kemudian dengan sangat tenang Ani kembali kepada Sang Pencipta. Bu Ani, lanjut dia, pernah mengatakan bahwa dirinya pasrah, namun tidak mau menyerah sampai batas yang bisa dicapainya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement