Ahad 02 Jun 2019 05:00 WIB

Rouhani: Iran Bersedia Bicara Jika AS Tunjukkan Rasa Hormat

Iran menjamin tak membuat senjata nuklir dan menuduh AS menyebabkan ketegangan.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Endro Yuwanto
Presiden Iran Hassan Rouhani
Foto: AP
Presiden Iran Hassan Rouhani

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran, Hassan Rouhani menyatakan, Iran mungkin bersedia mengadakan pembicaraan dengan Amerika Serikat (AS). Namun, ia meminta AS menunjukkan rasa hormat dan mengikuti aturan internasional.

Rouhani menegaskan, Pemerintah Teheran tidak mau dipaksa melakukan negosiasi. "Kami mendukung logika dan pembicaraan jika (pihak lain) duduk dengan hormat di meja perundingan dan mengikuti peraturan internasional, bukan mengeluarkan perintah untuk bernegosiasi," kata Rouhani, dilansir Reuters, Sabtu (1/6).

Teheran telah berulang kali mengecam penarikan Washington dari perjanjian nuklir kedua negara. Rouhani juga menolak upaya AS untuk melakukan pembicaraaan mengenai kesepakatan baru.

Hubungan kedua negara kian memanas setelah terakhir komentar Presiden AS Donald Trump terkait senjata nuklir. Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif menegaskan, Iran tidak membuat senjata nuklir dan menuduh AS menyebabkan ketegangan.

"Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei sejak lama mengatakan, kami tidak membuat senjata nuklir, dengan mengeluarkan fatwa yang melarang hal itu," kata Zarif, dilansir Aljazirah, Selasa (28/5).

Selain itu, AS juga mengumumkan rencana mengerahkan 1.500 tentara tambahan ke Timur Tengah. Ini memicu kekhawatiran akan terjadinya konflik.

AS mengatakan, rencana terbaru tersebut menanggapi serangan yang terjadi baru-baru ini termasuk roket yang diluncurkan ke Zona Hijau Baghdad. Alat peledak tersebut merusak empat kapal tanker di dekat pintu masuk ke Teluk. Walaupun demikian, Iran telah membantah terlibat dalam serangan itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement